Suara.com - Politikus PKS Nasir Djamil, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin, dan anggota DPR RI dari fraksi Partai Gerindra Fadli Zon adu argumen terkait aksi Presiden Joko Widodo atau Jokowi marahi menteri.
Perdebatan cukup sengit antara tiga politikus ini terjadi dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk "Presiden Marah: Menteri Mana Direshuffle?" yang tayang di tvOne pada Selasa (30/6/2020) malam.
Pembawa acara Karni Ilyas sampai ambil tindakan untuk menengahi ketiganya.
Sekadar info, Jokowi marah-marah ke para menteri dalam sidang kabinet paripurna pada 18 Juni 2020 lalu. Ia merasa tidak ada progress dan memberi teguran kepada menteri yang bekerja biasa-biasa saja.
Baca Juga: Sempat Jadi Menteri, Dahlan Iskan Blak-blakan Mengaku Sempat Dimarahi SBY
Awalnya, Nasir Djamil mengatakan bahwa presiden sudah diberikan jalan cepat untuk menangani pandemi virus corona melalui Undang-undang Nomor 2 Tahun 2020. UU tersebut memberikan kemudahan kepada pemerintah dalam penanganan Covid-19, bantuan sosial, stimulus ekonomi dan stabilitas keuangan negara.
"Presiden sebenarnya sudah dikasih jalan tol dengan Perpu Nomor 1 Tahun 2020 yang kemudian diundang-undangkan menjadi Undang-undang Nomor 2 Tahun 2020," ucap Nasir.
Belakangan, Nasir menilai, anggaran bantuan sosial dan kesehatan setelah diterbitkannya UU tersebut masih terbilang rendah.
"Ketika kemudian dihadapkan dengan angka yang rendah ini, pertanyaannya, apakah daya serap ini karena menteri tidak bekerja atau uangnya enggak ada?" ujar Nasir.
Ali Mochtar Ngabalin lalu membalas pertanyaan tersebut setelah Nasir selesai berbicara. Ia merasa ucapan Nasir menyesatkan publik.
Baca Juga: Pakar Ibaratkan Sikap Jokowi dengan Liverpool: You Will Never Walk Alone
"Kita tahu bahwa regulasi ketika DPR menyetujui apa yang kita sebut dengan peraturan pemerintah pengganti undang-undang itu DPR tahu bahwa alokasi anggaran belanja negara itu ada," kata Ngabalin.
Ia menambahkan, "Jadi kalau bang Nasir tadi menyebutkan apakah Presiden atau menteri terkait yang tidak berdaya atau tidak ada uang itu sesuatu yang bisa menyesatkan publik".
Nasir membalas tudingan Ngabalin. Ia kembali melontarkan pertanyaan apakah para menteri tidak bekerja atau uang negara tidak ada.
Berusaha menengahi perdebatan, Karni Ilyas berkata, "Begini, supaya anda senada dengan Presiden, jawabannya menterinya enggak kerja."
Ngabalin langsung menolak, "Bukan, bukan, maksud saya begini."
Sebelum Ngabalin sempat melanjutkan perkataannya, Fadli Zon ikut masuk ke perdebatan tersebut.
"Pak Ngabalin, saya mau tanya, apakah anda setuju dengan pernyataan presiden bahwa enggak ada progress yang signifikan?" tanya Fadli Zon.
Ngabalin mengelak, ia tidak menjawab pertanyaan Fadli Zon.
"Bukan di situ masalahnya, Fadli. Fadli dengar. Kalau DPR sendiri meragukan persetujuan pemerintah pengganti undang-undang tentang tidak ada dana, logika apa dipakai?" kata Ngabalin.
Fadli membalas dengan mengajukan pertanyaan yang sama. Tapi lagi-lagi Ngabalin tidak mau menjawab langsung.
"Tidak di situ posisinya," kata Ngabalin.
"Oh anda tidak dalam posisi menjawab. Berarti anda meragukan pernyataan presiden?" balas Fadli Zon.
Meskipun samar-samar terdengar, Nasir Djamil juga masih melontarkan argumennya melawan Ngabalin.
Melihat situasi semakin panas, Karni Ilyas lantas meminta para politikus ini untuk diam.
"Sudah, sudah clear!" ucap Karni Ilyas yang kemudian menutup segmen acara ILC tersebut.
Untuk lebih jelas, video selengkapnya dapat disaksikan di sini.