Dalam percakapan mereka, Erdogan mengeksploitasi kurangnya pengetahuan Trump tentang Timur Tengah.
Namun Trump juga marah pada Erdogan atas perdagangan dan nasib seorang pendeta AS yang ditangkap di Turki.
Dalam situasi berbeda, mantan ajudan Trump Fiona Hill mencoba mengarahkan pembicaraan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sebelum panggilan berlangsung. Ia menjelaskan tentang karakter Putin yang pandai bicara dalam menyampaikan tujuan.
Namun Trump mengabaikan Hill dan lebih senang mendengar masukan putrinya, Ivanka dan menantunya Jared Kushner yang memberi masukan tentang 'lebih banyak pujian' pada Putin.
Panggilan dari Erdogan dan Putin ini disebut sangat mengkhawatirkan karena Trump tak pernah menyiapkan diri sehingga mudah dimanfaatkan dengan berbagai cara.
Baca Juga: Akun Donald Trump Ditangguhkan di Layanan Twitch
Trump juga kerap memuji dirinya sendiri sebagai sosok yang lebih kuat dengan prestasi luar biasa karena berhasil membangun ekonomi AS. Tak jarang Trump mengejek dua presiden sebelumnya sebagai sosok yang dungu dan lemah.
Bocornya percakapan di bawah standar ini membuat Gedung Putih khawatir. Mantan sekutunya seperti John Bolton, James Mattis, John Kelly dan Rex Tillerson takut presiden membahayakan keamanan nasional.
Ringkasan panggilan ini belum termasuk percakapan Donald Trump dengan petinggi negara lainnya seperti Kim Jong Un dari Korea Utara, Mohammed Bin Salman dari Arab Saudi dan Emmanuel Macron dari Perancis.
Dari panggilan telepon ini, para asisten Trump sering dibuat kalang kabut dan menyebutnya sebagai percakapan delusi karena diungkapkan secara kuat tapi tidak akurat, tanpa bukti dan tidak memiliki dasar.
Baca Juga: Iran Resmi Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Presiden AS Donald Trump