Profil Hilmi Aminuddin, Pendiri PKS yang Dikabarkan Meninggal karena Corona

Selasa, 30 Juni 2020 | 19:35 WIB
Profil Hilmi Aminuddin, Pendiri PKS yang Dikabarkan Meninggal karena Corona
Tokoh PKS Hilmi Aminuddin. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pendiri sekaligus mantan Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin meninggal dunia pada Selasa (30/6/2020). Selain dikenal sebagai politikus, Hilmi juga dikenal sebagai tokoh yang religius, berikut adalah profil Hilmi Aminuddin.

Hilmi Aminudin lahir pada 27 Desember 1947 di Indramayu, Jawa Barat.

Ia adalah putra dari Danu Muhammad Hasan, salah satu dari tiga tokoh penting Darul Islam (Tentara Islam Indonesia) pimpinan Katosoewirjo.

Pada usia 6 tahun, Hilmi memulai pendidikannya dengan menjadi santri di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Baca Juga: Hilmi Aminuddin, Pendiri PKS Meninggal Dunia Terinfeksi Virus Corona

Dua puluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1973, Hilmi memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke Arab Saudi. Ia memperdalam ilmunya dengan belajar di Fakultas Syariah Universitas Islam di Madinah.

Selama enam tahun menuntut ilmu di Arab Saudi itulah Hilmi bertemu dengan Yusuf Supendi. Tokoh yang kemudian juga merintis PKS bersamanya.

Pada tahun 1978, Hilmi kembali ke tanah air usai menuntaskan pendidikannya. Di Indonesia, ia mulai meniti karir dengan berdakwah dari masjid ke masjid, atau dari satu kelompok pengajian ke kelompok pengajian lainnya.

Sekitar tahun 1998, Hilmi dan kawan-kawannya mendirikan sebuah partai bernama Partai Keadilan. Pada tahun 2002, partai tersebut berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera. Dua tahun berikutnya, Partai Keadilan terdaftar sebagai salah satu partai dalam kontestasi pemilu tahun 2004.

Tahun 2005, Hilmi ditunjuk menjadi Ketua Musyawarah Majelis Syuro 1, sebuah lembaha tertinggi di PKS, menggantikan Rahmat Abdullah yang meninggal dunia.

Baca Juga: Anak Presiden PKS Khawatir Keamanan Bintang Emon, Sohibul Iman: Saya Kaget

Hilmi mendapat 29 suara dari 50 anggota Majelis Syuro lewat pemungutan suara secara tertutup. Ia menang mengungguli tiga calon lainnya yakni Salim Segaf Al-Jufri, Surahman Hidayat, dan Abdul Hasib.

Lima tahun kemudian pada tahun 2010, Hilmi kembali terpilih sebagai Ketua Majelis Syuro. Berbeda dengan pemilihan sebelumnya, dalam pemilihan saat itu Majelis Syuro PKS sudah menggunakan mekanisme Pemilihan Raya layakya pemilu.

Dalam pemira ini, PKS telah membentuk panitia prapemira yang akan menyeleksi sekitar 1.000 anggota ahli PKS menjadi 195 calon nama.

Penyeleksian tersebut berdasarkan syarat yang telah ditetapkan oleh AD/ART. Dari 195 nama ini akan dipilih 65 nama terbanyak.

Setelah diambil sumpahnya, mereka yang terpilih ini akan menunjuk 32 nama sebagai anggota ahli majelis syuro.

Sedangkan dua anggota lainnya adalah anggota tetap Majelis Syuro yaitu Hilmi Aminuddin dan Salim Segaf Al-Jufri.

Hilmi kemudian lengser dari jabatannya sebagai Ketua Majelis Syuro PKS setelah tiga kali menjabat, yakni pada tahun 2015.

Pada Musyawarah MS PKS yang digelar di Bandung itu, Hilmi mengaku senang karena akhirnya PKS melahirkan ketua majelis dari kader muda.

Setelah mepelas jabatannya, Hilmi memutuskan untuk kembali mengurus pondok pesantren miliknya di kawasan Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat.

Pada tanggal 20 Juni 2020, Hilmi menghembuskan nafas terakhirnya di usia 72 tahun di Rumah Sakit Santosa Bandung, Jawa Barat.

Hilmi dikabarkan terpapar virus corona covid-19. Kabar tersebut dibenarkan oleh anggota Fraksi PKS DPRD Jabar, Abdul Hadi Wijaya.

"Dapat beritanya, (meninggal) karena terpapar covid-19," kata Abdul, saat di konfirmasi pada Selasa (30/6/2020).

Jasad Hilmi dan urusan pemakaman, kata Abdul, akan dilakukan‎ sesuai protokol penanganan covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI