Bakal Ubah Aturan, Pemprov DKI Tak Akan Tutup Pasar Jika Ada Kasus Corona

Selasa, 30 Juni 2020 | 18:20 WIB
Bakal Ubah Aturan, Pemprov DKI Tak Akan Tutup Pasar Jika Ada Kasus Corona
Suasana di pintu masuk Pasar Cideng Thomas, Jakarta Pusat, Selasa (23/6). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemprov DKI Jakarta berencana membuat kebijakan baru terhadap pasar-pasar yang memiliki kasus positif corona Covid-19. Nantinya, pusat perbelanjaan tradisional itu tak akan ditutup seluruhnya seperti aturan sebelumnya.

Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan tindakan yang akan diambil hanya menutup kios yang berdekatan dengan lokasi penularan. Kebijakan ini berbeda dengan sebelumnya, yakni menutup seluruh pasar selama tiga hari.

Namun aturan baru ini baru akan diterapkan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang baru-baru ini ditemukan ada enam pedagang positif corona. Sementara untuk pasar lainnya pihaknya akan mempertimbangkan untuk menerapkan kebijakan serupa.

"Akan dimulai di Tanah Abang, akan lihat yang lain," ujar Arief di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/6/2020).

Baca Juga: 44 PNS Pemprov Jawa Timur Positif Corona, Ratusan Reaktif COVID-19

Di Pasar Tanah Abang, kata Arief, pihaknya memiliki pertimbangan dampak ekonomi yang besar jika ditutup seluruhnya karena enam pedagang positif. Sementara ia mencatat ada sekitar 15 ribu pedagang yang bergantung dengan pembukaan pasar.

"Itu kan berbanding berapa dengan gerakan ekonomi yang sekarang juga diperlukan. Jadi, kita memastikan itu tetap dilakukan penutupan, tapi berdasarkan area yang memang terindikasi terpapar positif covid," jelasnya.

Meski masih membuka pasar ketika ada kasus corona, ia mengaku akan menekankan pada penerapan protokol corona di lokasi. Selain itu penyemprotan desinfektan untuk membunuh virus juga dilakukan pada dini hari.

"Kita kan tetap harus melakukannya dengan logic, setelah melihat indikasi-indikasi perkuat protap covid, kita juga ingin supaya pertumbuhan ekonomi berjalan. Jadi antara kesehatan dan ekonomi bisa diseimbangkan," tuturnya.

Ia merasa penutupan pasar seluruhnya tak sebanding dengan kasus yang terjadi di pasar. Karena itu ia menyebut akan coba mempertimbangkan jika kebijakan baru ini diterapkan di pasar lainnya.

Baca Juga: Pasien Sembuh Covid-19 di Sejumlah Provinsi Mencapai 80 Persen

"Satu pasar terpapar dari 100 orang, 1 orang, harusnya kan yang diisolasi kios dan sekitarnya saja," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI