Tolak Aneksasi Tepi Barat, Warga Israel Ubah Air Mancur Jadi Kolam Darah

Selasa, 30 Juni 2020 | 18:09 WIB
Tolak Aneksasi Tepi Barat, Warga Israel Ubah Air Mancur Jadi Kolam Darah
Seorang pria Palestina melihat tentara Israel membidikkan senjata ke arah pengunjuk rasa yang menentang rancangan perdamaian Timur Tengah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, di Hebron, wilayah penjajahan Israel, Tepi Barat, Kamis (6/2/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Mussa Qawasma/ama/djo
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Air Mancur Donald Trump Square di ibu kota Israel berubah jadi 'kolam darah' setelah ditambahkan pewarna merah oleh para aktivis yang menolak aneksasi Tepi Barat.

Menyadur Times of Israel pada Selasa (30/06/2020) aksi ini adalah bentuk protes terhadap rencana yang didukung oleh AS tersebut.

"Aneksasi akan membebani kami dengan darah," tulis mereka memakai warna merah di situs yang diresmikan tahun lalu atas pengakuan Presiden AS terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Aksi vandalisme ini merupakan protes terbaru warga Isreal terhadap rencana pemerintah yang akan mencaplok bagian-bagian Tepi Barat Palestina pada awal pekan ini. Aneksasi ini dikhawatirkan memicu perpecahan baru dari warga Palestina.

Baca Juga: Israel Tak Sabar Aneksasi Tepi Barat, Amerika Serikat Belum Ambil Sikap

"Ada langkah yang tidak bisa diambil kembali. Kami tidak akan pernah melupakan ketakutan kami dari serangan teror masa kecil kami," ujar aktivis pada Channel 12, merujuk pada gelombang kekerasan yang terjadi 30 tahun terakhir.

"Aneksasi akan menciptakan bencana keamanan dan ekonomi. Semua ini ulah politisi yang main api atas biaya warga selama periode krisis ekonomi," tambahnya, berkaitan dengan ancaman sanksi internasional.

Kolam 'darah' di Israel. (Twitter/@Allupdatesi)
Kolam 'darah' di Israel. (Twitter/@Allupdatesi)

Protes ini terjadi dua hari sebelum PM Benjamin Netanyahu mengumumkan tanggal resmi aneksasi.

Hingga kini belum ada kejelasan, apakah rencana itu akan direalisasikan atau tidak, mengingat belum ada informasi tambahan, berapa banyak wilayah yang akan ditarik.

Menurut kesepakatan yang ditandatangani bulan lalu antara Netanyahu dan Benny Gantz, pemerintah akan menarik 132 permukiman dan Lembah Jordan atau sekitar 30% Tepi Barat.

Baca Juga: Israel Ambil Paksa Wilayah Tepi Barat, Warga Palestina Tolak Bayar Pajak

Wilayah ini dialokasikan untuk Israel di bawah rencana perdamaian pemerintahan Trump, meskipun laporan terbaru mengindikasikan area tanah yang jauh lebih kecil. Rencana itu juga secara kondisional menetapkan Palestina atas 70% wilayah yang tersisa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI