Murka ke Menteri, Pakar: Kata-kata Jokowi Menandakan Kondisi Tak Biasa

Selasa, 30 Juni 2020 | 16:59 WIB
Murka ke Menteri, Pakar: Kata-kata Jokowi Menandakan Kondisi Tak Biasa
Jokowi saat menyampaikan arahan dalam sidang kabinet paripurna, di Istana Negara tanggal 18 Juni 202
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar gesture dan mikro ekspresi dari Belajar Gesture, Monica Kumala Sari mencoba melihat bahasa tubuh Presiden Joko Widodo atau Jokowi ketika meluapkan kekesalannya kepada menteri dalam rapat kabinet melalui video yang diunggah ke akun YouTube Sekretariat Presiden.

Menurutnya, bahasa tubuh Jokowi tampak terlihat memberikan penekanan terhadap kata per kata yang disampaikan.

Monica melihat Jokowi banyak menggambarkan apa yang dirinya sampaikan di depan menteri. Semisal ketika ia menekankan pada suatu hal, otomatis gerakan tangannya pun akan mencontohkan seperti tengah menekan.

Selain itu,  Monica melihat Jokowi juga banyak menunjukan ideograf atau menggambarkan apa yang ia katakan.

Baca Juga: Jokowi Marah-marah ke Menteri, PKS: Jangan Banyak Dramaturgi Politik

"Contohnya 'saya menggarisbawahi'," kata Monica saat dihubungi, Selasa (30/6/2020).

Monica juga sempat melihat ada bahasa tubuh Jokowi seolah-olah memukul podium.

Meskipun tidak dilakukan secara nyata, namun ia melihat gerakan tangan Jokowi yang gemetar seraya mendukung kata-kata yang disampaikannya.

Selain itu, Monica juga mencoba melihat dari unsur suara. Saat berpidato, suara Jokowi sempat bernada lembut dan lemah yang menunjukkan adanya kesedihan ataupun ketidakyakinan.

Kemudian suara Jokowi juga sempat meninggi bahkan seperti berteriak. Suara ini yang menandakan adanya kemarahan.

Baca Juga: Biasa Saja Lihat Jokowi Marah ke Menteri, Dahlan Iskan: Mereka Penakut

Pengulangan kata juga dilakukan Jokowi kala menyampaikan pidatonya.

Terdapat sejumlah kata yang disampaikan berulang oleh Jokowi, yakni krisis, kita harus bertanggung jawab kepada 267 juta rakyat, biasa-biasa saja, san ekstraordinari.

Adapun kalimat yang juga diucapkan Jokowi berulang kali ialah perasaan ini harus sama.

"Jadi dalam kata-kata itu menunjukkan analisa-analisa bahwa ini kondisinya tidak biasa, tapi kenapa anda semua melihat bahwa ini suasananya normal dan biasa saja," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI