Suara.com - Aktivis Black Lives Matter (BLM), Shaun King, mengaku mendapat ancaman pembunuhan oleh eks petugas polisi Long Beach, setelah sebelumnya menyebut patung Yesus sebagai simbol rasis.
Menyadur Daily Mail, nama Shaun King jadi perbincangan hangat setelah menyerukan demonstran untuk memberangus patung, foto, dan gambar-gambar Yesus beserta Bunda Maria dan pengikutnya.
Yesus yang sejak dulu digambarkan sebagai pria kulit putih, disebut Shaun termasuk ke dalam simbol rasis dan tanda supermasi kulit putih.
"Ya, saya pikir patung-patung orang Eropa putih yang mereka klaim adalah Yesus juga harus turun," tulis King di Twitter pada Jumat (26/6/2020).
Baca Juga: Mobil-mobil Polisi Hilang dari Game Fortnite, Ada Apa?
"Mereka adalah bentuk supremasi kulit putih. Selalu begitu."
"Dalam Alkitab, ketika keluarga Yesus ingin bersembunyi, dan berbaur, tebak ke mana mereka pergi? MESIR! Bukan Denmark. Hancurkan mereka."
Gerakan menghancurkan simbol-simbol yang dianggap mengandung rasisme dan perbudakan telah berlangsung di berbagai wilayah Amerika Serikat usai meletusnya demonstrasi akibat kematian pria kulit hitam, George Floyd.
Patung Jenderal Konfederasi Robert E. Lee, kolonialis Christopher Columbus dan advokat perbudakan John C. Calhoun, kekinian telah diturunkan oleh demonstran.
Setelah membuat postingan kontroversial perihal Yesus, Shaun King beberapa waktu setelahnya mengklaim mendapat ancaman pembunuhan dari anggota kepolisian Long Beach.
Baca Juga: Dukung BLM, Seniman Buka Jasa Gratis Hapus Tato Simbol Nazi dan Rasis
Hal itu dia ungkapkan lewat sebauh tulisan di platform Medium.