Berang-Berang 'Grogoti' Lapisan Es Kutub Utara, Percepat Pemanasan Global

Selasa, 30 Juni 2020 | 13:55 WIB
Berang-Berang 'Grogoti' Lapisan Es Kutub Utara, Percepat Pemanasan Global
Ilustrasi Berang-Berang. (Pixabay.com/veverkolog)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama berang-berang tiba-tiba masuk ke dalam salah satu faktor yang akan mempercepat perubahan iklim di bumi usai kedapatan 'menggrogoti' laposan es di Arktik, dekat kutub Utara.

Menyadur CNN, Selasa (30/6/2020), berang-berang kini mulai menginvasi wilayah Arktik dengan membuat sarang dari ranting pohon dan semak belukar.

Mereka membangun bendungan, membanjiri lembah-lembah kecil dan danau-danau baru yang berkontribusi pada pencairan permafrost--lapisan es beku di bawah tanah.

Permafrost sejatinya penting sebagai reservoir--penyimpan--alami untuk gas metana. Apabila permafrost mencair, gas metana akan bocor ke atmosfer dan mengubah iklim.

Baca Juga: Lapisan Es di Greenland Menipis, Permukaan Air Laut Naik Hingga 40 Persen

Global warming di Arktik, Kutub Utara. [Shutterstock]
Global warming di Arktik, Kutub Utara. [Shutterstock]

Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah melihat berang-berang di tundra Alaska di mana mereka sebelumnya tidak pernah terlihat.

"Kami melihat pertumbuhan eksponensial di sana. Jumlah struktur ini berlipat ganda kira-kira setiap empat tahun," kata Ingmar Nitze, seorang peneliti dari Alfred Wegener Institute, Pusat Penelitian Kutub dan Lautan Helmholtz di Potsdam, Jerman.

Kendati mengancam pencairan es Kutub, kehadiran berang-berang di Alaska disebut ilmuan bukan tanpa alasan. Pemanasan global membuat Alasaka kini punya landscape vegetasi yang cukup untuk ditinggali berang-berang.

"Kami melihat peningkatan vegetasi. Ada lebih banyak semak masuk di sana sehingga semua hal yang perlu dilakukan oleh berang-berang untuk membangun bendungan, atau sebagai makanan, ada di sana," kata Nitze.

Baca Juga: Kutub Utara Medan Magnet Bumi Alami Perpindahan, Apakah Berbahaya?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI