Peneliti China Temukan Flu Babi Jenis Baru: Menular dan Berisiko Pandemi

Selasa, 30 Juni 2020 | 09:17 WIB
Peneliti China Temukan Flu Babi Jenis Baru: Menular dan Berisiko Pandemi
Ilustrasi babi. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti di China menemukan flu babi jenis baru yang mampu memicu pandemi. Flu ini dikatakan sangat menular daripada virus lain.

Menyadur South China Morning Post, sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal sains AS Prosiding National Academy of Sciences pada Senin (29/6), mengungkapkan adanya flu babi jenis baru yang memiliki risiko pandemi.

Dinamai virus G4, secara genetik diturunkan dari strain H1N1 yang menyebabkan pandemi flu babi pada tahun 2009.

"Ini memiliki semua ciri penting untuk menginfeksi manusia", kata seorang penulis yang juga ilmuwan di salah satu universitas China dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

Baca Juga: Ilmuwan China Temukan Jenis Baru Flu Babi yang Berpotensi Jadi Pandemi

Dari 2011 hingga 2018, para peneliti mengambil 30.000 sampel swab babi di rumah jagal di 10 provinsi China dan di rumah sakit hewan. Mayoritas adalah jenis baru yang telah dominan sejak 2016.

Para peneliti kemudian melakukan berbagai percobaan termasuk ferret, yang banyak digunakan dalam studi flu karena mereka mengalami gejala yang mirip dengan manusia, terutama demam, batuk dan bersin.

Virus G4 diamati sangat menular, bereplikasi dalam sel manusia dan menyebabkan gejala lebih serius daripada virus lain.

Ilustrasi babi. (PIxabay/Roy Buri)
Ilustrasi babi. (PIxabay/Roy Buri)

Dalam sebuah uji coba juga menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh yang didapat manusia dari paparan flu musiman tidak memberikan perlindungan dari virus G4.

Menurut tes darah yang menunjukkan antibodi yang diciptakan oleh paparan virus, 10,4 persen pekerja babi sudah terinfeksi. Tes tersebut juga menunjukkan bahwa sebanyak 4,4 persen dari populasi juga tampaknya sudah terpapar.

Baca Juga: India Larang 59 Aplikasi Buatan China, dari Mobile Legends hingga TikTok

Meskipun virus tersebut sudah berpindah daru hewan ke manusia, belum ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan dari manusia ke manusia.

"Sangat mengkhawatirkan bahwa infeksi virus G4 pada manusia akan meningkatkan adaptasi dan meningkatkan risiko pandemi," tulis para peneliti. Para peneliti juga mendesak agar melakukan langkah-langkah pencegahan serius bagi orang-orang yang bekerja di peternakan babi.

"Penelitian ini datang sebagai pengingat bahwa secara terus-menerus kita menghadapi risiko munculnya patogen zoonosis baru, dan hewan ternak yang memiliki kontak lebih besar daripada satwa liar, dapat bertindak sebagai sumber virus pandemi," kata James Wood, kepala departemen kedokteran hewan di Universitas Cambridge.

Prof Kin-Chow Chang dari Universitas Nottingham, Inggris juga memperingatkan akan bahasa virus flu ini dan tidak boleh mengabaikannya.

"Saat ini kita sedang teralihkan dengan virus corona. Tetapi kita tidak boleh melupakan virus baru yang berpotensi berbahaya. Kita tidak boleh mengabaikannya," ujarnya dikutip dari BBC News.

Profesor Kin-Chow Chang dan rekan-rekannya di Universitas Nottingham mengatakan bahwa mereka sedang memantau temuan baru tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI