Sampai Bawa Parang, Mahasiswi Belajar di Hutan Demi Sinyal Internet Stabil

Senin, 29 Juni 2020 | 17:21 WIB
Sampai Bawa Parang, Mahasiswi Belajar di Hutan Demi Sinyal Internet Stabil
Mahasiswi Belajar di Hutan Demi Sinyal Internet Stabil. (Facebook/ezekiel.danny.3)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang mahasiswi terpaksa menghabiskan waktu berjam-jam demi mendapatkan sinyal internet agar bisa mengikuti kelas online. Untuk melindungi diri, ia bahkan harus membawa parang.

Menyadur The Star, Senin (29/6/2020), Rose Nawie Anjap harus bangun pagi untuk melakukan perjalanan ke hutan di pedalaman Sarawak untuk bsia berpartisipasi dalam kelas jarak jauh. 

Sinyal internet di hutan, dinilai jauh lebih stabil dan cepat jika dibandingkan dengan rumah Rose yang berada di Pakan, Papar, sekitar empat hingga lima jam dari ibu kota Kuching.

Dengan berbekal kelambu jaring, laptop, karpet, hingga peralatan tulis, mahasiswi Universitas Pendidikan Sultan Idris ini menciptakan ruang belajarnya sendiri di tengah belantara. Tak lupa, ia membawa sebilah parang untuk berjaga-jaga.

Baca Juga: Mendikbud Nadiem Minta Mahasiswa Tetap Mengabdi Lewat KKN Online

"Saya melakukan presentasi online pada hari itu jam 9 hingga 11 pagi. Jadi saya berlindung di bawah jaring untuk menghindari gigitan nyamuk. Jika tidak, saya harus menghabiskan banuak waktu untuk mengusap nyamuk atau menggaruk kulit," ujar Rose.

Rose mengatakan dirinya sempat ditemani oleh sang ayah saat pertama kali belajar di hutan. Saat itu, dirinya akan mengikuti kelas online selama tiga jam yang dimulai pukul 2 siang.

"Tapi, saya tidak bisa menyelesaikan kelas karena saat itu turun hujan," akunya.

Mahasiswi Belajar di Hutan Demi Sinyal Internet Stabil. (Facebook/ezekiel.danny.3)
Mahasiswi Belajar di Hutan Demi Sinyal Internet Stabil. (Facebook/ezekiel.danny.3)

Terinspirasi dari Veveonah Mosibin yang belum lama ini viral usai belajar di atas pohon untuk mendapatkan sinyal yang kuat, Rose pun mengunggah pengalaman belajar di hutan ke akun media sosialnya.

Dengan membagikan cerita belajarnya di hutan, Rose ingin meningkatkan kesadaran tentang perjuangan yang harus dilakoni siswa dari daerah pedalaman untuk mengikuti kelas online.

Baca Juga: Muncul Ular dari Laci Meja Sekolah, Diduga karena Libur Berbulan-bulan

Perempuan berusia 24 tahun ini tak menyangka saat postingannya viral dalam waktu yang sangat cepat. "Saya tersentuh oleh komentar positif. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang atas kata-jata dan dorongan semangatnya," imbuhnya.

Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) pada Kamis (25/6), mengatakan tengah mengupayakan peningkatan konektivitas dan layanan internet di daerah pedesaan Sarawak.

"Sampai sekarang, rencananya adalah utnuk mendirikan 185 menara telekomunikasi baru di Sarawak di bawah National Fiberiation and Connectivity Plan (NFCP), termasuk tujuh di Papar. Semua menara diharapkan siap dan beriperasi penuh pada kuartal ketiga 2021," kata MCMC.

Terkait perbaikan koneksi oleh pemerintah, Rose menyebut MCMC telah berkunjung ke Papar pada Jumat (26/6) lalu.

"Saya berharap adanya beberapa perbaikan segera, karena siswa diharapkan melanjutkan e-learning untuk waktu yang lama. Kelas online saya akan berlanjut hingga Desember 2020," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI