Sebut Dua Terdakwa Kasus Novel Jujur, Tim Hukum Polri: Patut Diapresiasi

Senin, 29 Juni 2020 | 14:09 WIB
Sebut Dua Terdakwa Kasus Novel Jujur, Tim Hukum Polri: Patut Diapresiasi
Jurnalis mengambil gambar sidang tuntutan kasus penyiraman air keras terhadap peyidik senior KPK Novel Baswedan dengan terdakwa Ronny Bugis (kiri) dan Rahmat Kadir Mahulette (kanan) secara virtual di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (11/6). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim Divisi Hukum Mabes Polri meminta agar hakim meringangkan hukuman terdakwa Rahmat Kadir Mahulette dan Ronny Bugis, polisi aktif yang telah menyiramkan air keras kepada penyidik KPK, Novel Baswedan.

Dalih hukuman ringan itu diajukan lantaran Rahmat dan Ronny mau menyerahkan diri. Maka, tim pengacara terdakwa menilai tindakan Ronny dan Rahmat perlu diapresiasi dengan pemberian hukuman ringan.

"Harapan kami dari tim penasehat hukum persidangan ini dapat menjadi role model dalam proses persidangan. Sehingga ada pelaku tindak pidana lain yang bersifat jujur mengakui tindakannya dengan harapan akan dituntut rendah oleh JPU. Sebaliknya pelaku yang jujur dan menyerahkan diri dan dituntut berat maka buat apalagi mereka bersifat jujur dan menyerahkan diri," kata tim pengacara Rahmat Kadir dan Ronny Bugis saat membacakan replik di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Senin (29/6/2020).

Pernyataan dari tim pengacara ini berbeda dengan keterangan Mabes Polri yang sempat menyebut jika Ronny Bugis dan Rahmat Kadir ditangkap.

Baca Juga: Beda dengan Polri, Tim Pengacara Sebut 2 Polisi Peneror Novel Serahkan Diri

"Tujuan persidangan ini tidak hanya bermaksud memberikan hukuman terhadap terdakwa. Namun juga bermaksud memberikan pelajaran bagi masyarakat luas, harus perlu adanya apresiasi berupa kebijakan berat ringannya Jaksa Penuntut Umum dalam menetapkan tuntutannya," kata dia.

Beda Keterangan soal Penangkapan 

Pernyataan tim kuasa hukum terdakwa Rahmat Kadir dan Ronny Bugis dalam persidangan berbanding terbalik dengan pernyataan Polri di awal penangkapan kedua terdakwa. Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yowono yang dulu masih menjabat sebagai Karopenmas Mabes Polri menegaskan bawah kedua pelaku ditangkap bukan menyerahkan diri.

Pernyataan Argo itu disampaikan di Polda Metro Jaya, Jakarta pada Senin, 30 Desember 2019.

"Saya ingin meluruskan beberapa pemberitaan bahwa tersangka penyiraman kasus Novel Baswedan menyerahkan diri. Yang jelas kami sampaikan, yang bersangkutan adalah kami tangkap," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (30/12/2019).

Baca Juga: Tak Hadir Lagi, Sudah 3 Kali Jaksa Fedrik Absen di Sidang Teror Air Keras

Argo ketika itu juga menjelaskan, dalam proses penangkapan, Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo terlebih dulu berkoordinasi dengan atasan Rahmat Kadir dan Ronny Bugis yang merupakan anggota Brimob Polri. Argo mengatakan, Kabareskrim Polri terlebih dahulu berkoordinasi dengan Komandan Korps Brimob Irjen Anang Revandoko.

"Kami lakukan penangkapan, tapi karena yang bersangkutan punya kesatuan dan punya komandan, Kabareskrim koordinasi dulu kepada Kakor Brimob,” kata dia.

Lebih lanjut, Argo bahkan, mengungkapkan jika pihaknya memiliki bukti bahwa Rahmat Kadir dan Ronny Bugis itu ditangkap bukan menyerahkan diri. Bukti tersebut yakni berupa surat perintah penangkapan yang telah ditandatangani kedua tersangka.

"Nah ini dibuktikan apa? Ada surat perintah penangkapan dan berita acara penangkapan yang sudah ditandatangani oleh para tersangka itu," ungkap Argo ketika itu.

REKOMENDASI

TERKINI