Suara.com - Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun menyinggung menteri yang sering tampil di televisi dengan gaya milenial. Pernyataan Refly ini merupakan tanggapannya terhadap ancaman reshuffle kabinet oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Pernyataan Refly disampaikan dalam video di kanal YouTube Refly Harun bertajuk "JOKOWI GERAH, ANCAM RESHUFFLE!!!". Video tersebut diunggah pada Senin (29/6/2020).
Dalam video berdurasi 23.28 menit ini, Refly awalnya menyampaikan berita terkait pidato Jokowi dalam sidang kabinet paripurna, di Istana Negara pada 18 Juni 2020.
Jokowi akan melakukan langkah "extraordinary" untuk mencegah krisis ekonomi yang semakin meluas sebagai dampak pandemi virus corona Covid-19. Salah satu tindakan tidak biasa tersebut adalah reshuffle kabinet.
Baca Juga: Jokowi Cuma Ancam Reshuffle Kabinet, Presiden Ini Pecat 5 Menteri Sekaligus
Refly berkata, "Saya pernah mengatakan bahwa tidak sampai satu tahun, saya bilang di KompasTV nanti bisa dilihat videonya akan terjadi reshuffle kabinet."
"Karena saya sudah melihat, pada 2014 saja saya menilai kabinet itu cuma enam," imbuhnya.
Menurut Refly, kabinet 2014 itu jauh lebih baik daripada susunan menteri-menteri dan pejabat pendukung kerja Presiden Jokowi yang sekarang.
Ia merasa menteri-menteri saat ini lebih mementingkan citranya di depan publik daripada kinerja.
"Kalau menurut saya menteri-menteri sekarang lebih sadar kamera. Banyak sekali talkshow-nya, banyak sekali kemudian syiar-nya, ujar Refly.
Baca Juga: Ikut Geruduk Kantor Menteri Nadiem, Arist Sirait: Batalkan Aturan PPDB DKI!
Ia melanjutkan, "Ada yang sudah bercita-cita ingin menjadi Presiden pula. Ada yang selalu tampil di televisi dengan gaya milenial dan lain sebagainya. Kita tidak tahu apakah program kabinetnya berjalan dengan baik atau tidak."
Dalam kesempatan itu, Refly juga mengkritik para juru bicara yang terus menerus melindungi para menteri. Ia menyayangkan tugas jubir justru hanya menolak kritik saja.
"Ketika dikritik bukan malah dijadikan bahan perenungan tapi balas mengkritik orang-orang yang kritik. Padahal kekuasaan tidak boleh begitu," kata Refly.
Video selengkapnya dapat di saksikan di sini.
Ancaman reshuffle
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo a.k.a Jokowi memperingatkan para menteri Kabinet Indonesia Maju yang masih bekerja biasa-biasa saja saat pandemi covid-19, untuk mengubah cara kerjanya.
"Perasaan ini harus sama. Kita harus mengerti ini. Jangan biasa-biasa saja, jangan linear, jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali kita, saya lihat masih banyak kita yang menganggap ini normal," kata Presiden Jokowi dengan nada tinggi, saat menyampaikan arahan dalam sidang kabinet paripurna, di Istana Negara pada 18 Juni 2020.
Video arahan Presiden Jokowi tersebut baru dikeluarkan oleh Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden pada "channel" Youtube Sekretariat Presiden pada Minggu.
Dalam arahan tersebut, Presiden Jokowi bahkan membuka opsi "reshuffle" menteri atau pembubaran lembaga yang masih bekerja biasa-biasa saja.
"Bisa saja, membubarkan lembaga, bisa saja 'reshuffle'. Sudah kepikiran ke mana-mana saya, entah buat perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang) yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, kalau bapak ibu tidak merasakan itu sudah," kata Presiden Jokowi sambil mengangkat kedua tangannya.