Setelah Ancam Reshuffle, Jokowi Minta Semua Menteri Lakukan Terobosan

Senin, 29 Juni 2020 | 10:48 WIB
Setelah Ancam Reshuffle, Jokowi Minta Semua Menteri Lakukan Terobosan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Pasar Pelayanan Publik di Banyuwangi, Kamis (25/6/2020). (Foto dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo meminta para menteri Kabinet Indonesia Maju membuat terobosan untuk mengatasi pandemi COVID-19. Jokowi minta menterinya jangan bekerja datar-datar saja.

Hal ini diungkapkan Jokowi setelah mengancam semua menterinya reshuffle beberapa waktu lalu.

"Pada kesempatan yang baik ini, sekali lagi, saya minta agar kita bekerja tidak linear. Saya minta ada sebuah terobosan yang bisa dilihat oleh masyarakat dan terobosan itu diharapkan betul-betul berdampak pada percepatan penanganan ini, tidak datar-datar saja," kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Senin (29/6/2020).

Jokowi menyampaikan hal itu dalam rapat terbatas dengan agenda percepatan penanganan dampak pandemi Covid-19. Rapat tersebut dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, para menteri Kabinet Indonesia Maju serta kepala lembaga negara dan berlangsung secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan.

Baca Juga: Rilis Video Jokowi Ancam Reshuffle, Istana Ungkap Alasannya

"Bisa saja dilakukan dengan menambah personil dari pusat atau tenaga medis dari pusat untuk provinsi-provinsi di luar DKI Jakarta yang menunjukkan tren penyebaran yang masih tinggi," ungkap Presiden.

Presiden juga meminta agar lebih banyak peralatan dan manajemen tenaga medis di sejumlah provinsi yang tingkat penyebaran COVID-19 masih tinggi.

"Karena kalau tidak kita lakukan sesuatu dan masih datar seperti ini, ini tidak akan ada pergerakan yang signifikan," ungkap Prsiden.

Jokowi juga meminta ada pengawasan terhadap daerah-daerah yang sudah mulai masuk ke tahap normal baru.

"Betul-betul dilalui baik itu prakondisi, 'timingnya' kapan, diberikan panduan, ada 'guidance' dari pusat sehingga mereka tidak salah, ada prakondisi, ada ketepatan 'timingnya', ketiga mengenai prioritas sektor mana yang dibuka itu betul-betul diberikan panduan," tegas Presiden.

Baca Juga: Jokowi Ancam Reshuffle, PAN: Ada yang Tak Beres di Kabinet

Presiden pun meminta pentingnya pengendalian yang terintegrasi dan terpadu.

"Sehingga semua kerja kita bisa efektif, tidak ada lagi ego sektoral, ego kementerian, ego lembaga, ego kedaerahan, apalagi jalan sendiri-sendiri harus kita hilangkan. Dukungan TNI Polri untuk kedisiplinan di masyarakat, terutama di area-area publik yang berisiko kita harapkan betul-betul dijaga," ungkap Presiden.

Terobosan yang diminta Presiden pun adalah terobosan yang makin mendukung implementasi protokol kesehatan.

"Saya minta menyiapkan suatu terobosan untuk sesuatu yang baru lagi, yang kita kerjakan bersama-sama dan memberikan efek besar pada masyarakat agar betul-betul mematuhi protokol kesehatan yang ada," kata Presiden.

Hingga Senin (28/6/2020) jumlah terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia mencapai 54.010 orang dengan 22.936 orang dinyatakan sembuh dan 2.754 orang meninggal dunia dengan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 14.712 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 47.658 orang dengan total spesimen yang diuji sudah sebanyak 456.636.

Kasus positif COVID-19 ini sudah menyebar di seluruh 34 provinsi di Indonesia dengan daerah terbanyak positif yaitu Jawa Timur (11.178), DKI Jakarta (10.994), Sulawesi Selatan (4.615), Jawa Tengah (3.294), Jawa Barat (3.064), Kalimantan Selatan (2.930), Sumatera Selatan (1.950), Papua (1.670), Sumatera Utara (1.447), Banten (1.432), Bali (1.369), Nusa Tenggara Barat (1.163), Sulawesi Utara (1.039), Kalimantan Tengah (822).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI