Suara.com - Pakar Tata Negara Refly Harun dituding oleh sebagian warganet sebagai provokator lantaran video-videonya di YouTube yang selama ini kerap melontarkan kritik. Namun, untuk menyikapi tudingan-tudingan tersebut, ia justru menciptakan rubrik khusus bernama "Batik (Baca Kritik)".
Melalui segmen rubrik tersebut, ia secara khusus membacakan komentar-komentar pedas yang mampir di lama YouTube-nya. Selama tujuh belas menit, ia pun sibuk membalas komentar para netizen dengan reaksi-reaksi kocak.
"Kita bacain lagi kritik ya. Harus sabar luar biasa karena yang namanya netizen yang maha kuasa ini ngomong seenak udelnya aja dan pastilah dia juga kan jadi komentator. Ketika dia mengkritik kita sebagai komentator, dia juga mengatakan dirinya seperti komentator," katanya di akun YouTube-nya, Refly Harun episode Refly Harun Provokator, Sabtu (27/6/2020).
Dalam kesempatan itu, ada banyak sekali komentar pedas yang ditulis oleh beberapa warganet. Salah satunya adalah sosok akun bernama Nur Ha*** yang memberikan bahkan menuliskan komentar pedas lebih dari tiga kali.
Baca Juga: Bukan Cuma Perkara Kriminal, Refly Harun: Gak Salah Novel Ngadu ke Jokowi
"Saking semangatnya, Nur Ha*** ini dalam satu kesempatan mengirimkan berkali-kali," tukasnya.
Komentar akun atas nama Nur Ha*** pun macam-macam mulai dari menuding Refly pengkhianat sampai Refly jatuh miskin karena terjerat banyak hutang.
"Setelah dipecat, Refly uangnya habis, hutangnya banyak. Sekarang Refly tinggal nunggu uang recehan honor satu juta dari Karni Kad*** untuk tampil di ILC Tv One untuk bisa bacot sepuas-puasnya," tulis akun Nur Ha***.
Meski komentar-komentar pedas itu jumlahnya sangat banyak, namun Refly memilih untuk tak ambil pusing dan justru berterima kasih. Ia menilai komentar tersebut bisa jadi ditulis oleh mesin, bukan orang, dan bisa juga ditulis oleh orang yang iseng atau tak memahami betul topik yang sedang dibahas oleh Refly Harun.
"Ampun dah. Yah, tarik nafas, membacakan hal-hal seperti ini. Saya lama-lama senang juga karena mengetahui watak orang. Tapi belum tentu orang juga ya, bisa jadi cuma mesin. Belum tentu orang yang paham, bisa jadi orang iseng," pungkasnya.
Baca Juga: Refly Harun: Sidang Kasus Novel Jika Dilanjutkan Bisa Jadi Peradilan Sesat