Infografis
Israel menyatakan tidak sependapat dengan argumen ini. Bagi mereka, Tepi Barat "bukan wilayah pendudukan" namun "wilayah yang dipersengketakan".
Saya memasuki kawasan Efrat setelah mendapat lampu hijau dari penjaga yang dilengkapi senjata api.
Jalan-jalan di sini tak terlalu ramai. Di luar satu kafe saya menemui Yedidia Mosawi Sharon Barazani, dua anak muda berusia 20-an tahun.
Mosawi mengatakan ia tadinya tinggal di satu permukiman di Hebron, yang terletak di Tepi Barat selatan.
Baca Juga: Lewat Aneksasi, Israel Ingin Kuasai Tanah Paling Subur di Palestina
Ia mengatakan Tepi Barat sangat penting bagi Israel.
Ia mengatakan rencana PM Netanyahu mencapok 30% wilayah Tepi Barat tak cukup.
"Mestinya hukum Israel berlaku di semua kawasan [Tepi Barat]. Dalam sejarah, tanah ini milik kami. Bagi orang-orang Yahudi, tanah ini sangat penting, kami tak punya tempat di negara lain untuk bermukim," kata Mosawi.
Barazani menambahkan, "Anda tak bisa meminta orang untuk meninggalkan tanah mereka, rumah mereka."
Membangun infrastruktur besar-besaran
Baca Juga: Donald Trump Jatuhkan Sanksi kepada ICC, Palestina: Konyol dan Arogan
Selain rumah-rumah bagi warga Yahudi, Israel membangun infrastruktur lain, seperti jembatan besar yang nantinya menghubungkan Yerusalem dengan Efrat dan permukiman-permukiman lain di Tepi Barat selatan.
