Dari jalan ini, saya bisa melihat baliho raksasa berisi foto Presiden Trump dan Netanyahu.
Ada kalimat dalam bahasa Ibrani, yang jika diterjemahkan berbunyi: "Katakan tidak ke negara Palestina."
Baliho ini dipasang oleh sejumlah wali kota yang memimpin wilayah yang memiliki permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Tepi Barat adalah satu dari beberapa kawasan yang diduduki Israel. Bagi para wali kota ini, wilayah di Tepi Barat adalah milik mereka.
Baca Juga: Lewat Aneksasi, Israel Ingin Kuasai Tanah Paling Subur di Palestina
Saya melanjutkan perjalanan, melewati pos pemeriksaan militer dan mengambil satu jalan kecil menuju Tepi Barat.
Di Tepi Barat menetap tak kurang dari tiga juta warga Palestina dan hampir setengah juta warga Israel yang tinggal di sejumlah permukiman.
Saya menemui Mohammed Yehya, warga Desa Irtas.
Dari sini, terlihat di kejauhan rumah-rumah berderet rapi dengan atap berwarna oranye. Semua warga di sini paham, itu adalah rumah yang dibangun Israel bagi para pemukim Yahudi.
Saya bertanya ke Yehya tentang pernyataan PM Netanyahu yang ingin mencaplok sekitar 30% wilayah Tepi Barat.
Baca Juga: Donald Trump Jatuhkan Sanksi kepada ICC, Palestina: Konyol dan Arogan
Ia menjawab, "Tak ada maknanya sama sekali ... wilayah ini [semuanya] telah dicaplok. Sepenuhnya ada di tangan mereka."