"Aku pergi ke sana-sini tetapi tetap tidak bisa mendapatkan sinyal yang pas."
Universitasnya dibuka kembali pada 1 Juni dan beralih dari pengajaran di kelas ke perkuliahan siaran langsung di internet. Hal itu berarti Namitha tidak bisa hadir.
"Saya tidak bisa melihat atau mendengar ceramah. Saya stres karena jaringan yang buruk. Bahkan jika saya mendapatkan koneksi pun, jaringannya tidak stabil."
Dia mematikan video untuk meningkatkan kualitas audio, tetapi masih tidak dapat mendengar ceramah tanpa gangguan.
Baca Juga: LIPI Kembangkan Alat Tes Corona Lebih Akurat dari Rapid Test
"Banyak teman saya mengalami masalah yang sama. Beberapa membeli telepon baru dan mengganti penyedia layanan."
Belajar di atap
Internet adalah satu-satunya cara Namitha bisa mendapat akses ke pendidikan, karena dia tidak bisa pergi ke perpustakaan atau menghadiri kelas pelajaran selama karantina.
"Lalu ayah saya memberitahu saya, 'coba kamu di atap'. Saya naik menggunakan tangga yang biasanya kita gunakan untuk memetik mangga."
Idenya berhasil
Baca Juga: Angelica Simperler dan Rico Hidros Tunda Bulan Madu karena Corona
"Di atap, saya bisa menonton dan mencatat perkuliahan," katanya.