Suara.com - Tim ilmuwan internasional yang tengah mencari obat efektif untuk menyembuhkan infeksi Covid-19 baru-baru ini menunjukkan gambar mengerikan terkait mutasi virus Corona.
Menyadur Milwaukee Journal Sentinel, Sabtu (27/6/2020), virus bernama ilmiah Sars-CoV-2 ini mampu menumbuhkan tentakel bercabang yang berfungsi untuk menularkan infeksi ke sel-sel sekitar.
Kendati tampak mengerikan, gambar-gambar itu disebut jadi pintu bagi para ilmuwan untuk menemukan obat yang lebih efektif demi melawan Covid-19, sebagaimana laporan yang terbit di jurnal Cell, Sabtu (27/6/2020).
Dengan berfokus pada perilaku dasar virus--bagaimana mereka membajak protein utama manusia--tim tersebut mampu mengidentifikasi obat paling efektif untuk menghambat proses kinase Covid-19.
Baca Juga: Memahami Penyelenggaraan Tahun Ajaran Baru di Masa Pandemi Covid-19
Hal itu diungkapkan Nevan Krogan, direktur Quantitative Biosciences Institute di University of California, San Francisco, yang merupakan salah satu dari sekitar 70 penulis makalah ilmiah tersebut.
“Kami telah menguji sejumlah penghambat kinase ini dan ada yang lebih baik daripada remdesivir,” kata Nevan Krogan.
Studi terbaru itu juga menunjukkan bagaimana hebatnya virus Corona untuk merusak sel-sel manusia. Sars-CoV-2 bahkan punya kemampuan untuk mengacaukan sistem komunikasi antar sel orang yang terinfeksi.
"Makalah ini menunjukkan betapa lengkapnya virus mampu mem-rewire semua sinyal yang terjadi di dalam sel," kata Andrew Mehle, seorang profesor asosiasi mikrobiologi medis dan imunologi di University of Wisconsin-Madison.
"Itu benar-benar luar biasa dan itu adalah sesuatu yang terjadi dengan sangat cepat (segera setelah dua jam setelah sel terinfeksi)."
Baca Juga: Perhatikan Tanda Tubuh Dehidrasi Saat Cuaca Panas, Termasuk Sakit Kepala!
Mehle, yang tidak terlibat dalam penelitian itu menjabarkan bahwa temuan baru ini mengungkap fakta bahwa misi menemukan obat atau vaksin untuk virus Corona jadi tugas yang amat menantang bagi ilmuan.
"Ini (virus Corona) adalah evolusi mesin yang sangat efisien. Hal itu membuat tugas menemukan terapi (obat atau vaksin) sangat menantang," tandasnya.