Suara.com - Masker kain untuk mencegah penyebaran virus corona covid-19, bermotif mulut tersenyum atau ekspresi lain, kekinian banyak dijual di Indonesia.
Penutup wajah bermotif bibir tersenyum tersebut menjadi viral saat dipakai oleh sejumlah pejabat seperti Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, hingga Ulama kawakan Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym.
Gaya masker tersebut menarik perhatian media-media asing, salah satunya adalah Channel News Asia.
Dalam artikel berjudul "Fashion masks a hit as Indonesians, Malaysians seek style in safety"
Baca Juga: Hari Ini Sekolah di Malaysia Kembali Dibuka, Apa Saja Persiapannya?
"Tanpa tanda-tanda ancaman Covid-19 mereda dalam waktu dekat, masker secara cepat menjadi aksesori bagi orang Indonesia dan Malaysia yang ingin tampil gaya dan lucu." tulis Channel News Asia.
"Di Indonesia ada masker yang harus dipesan terlebih dahulu, pelanggan memesan desain bergambar wajah mereka sendiri kemudian dicetak pada bahan neoprene yang dapat digunakan kembali, beberapa dengan wajah tersenyum, atau bibir merah."
Sebuah toko cetak di Jakarta menambahkan masker menjadi salah satu produknya setelah penjualannya merosot karena pandemi Covid-19.
"Awalnya, kami coba-coba, tapi kemudian permintaan melonjak, dan itu membantu kita memulihkan kerugian akibat pandemi." ujar Nicholas Septian Sugandi, salah satu pembuat masker bergambar.
Ide serupa juga ada di Filipina yang dibuat oleh seorang desainer yang beralih profesi menjadi penjual masker akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Sekolah di Malaysia Buka Mulai Besok, Rabu 24 Juni 2020
Seorang ibu di Thailand juga ikut merancang pelindung wajah dengan cetakan kartun dan karakter-karakter film yang cukup populer.
Di Malaysia, masker dengan gaya batik menjadi populer dan banyak dipesan oleh perusahaan bisnis.
Desainer tekstil Malaysia Hafiz Drahman membuat masker yang terbuat dari kain katun dilengkapi dengan filter, dibuat dari kain yang dibuat menggunakan lilin dan pewarna.
"Saya mulai melihat peluang baru untuk membuat masker batik, karena pada waktu it ukami diperintahkan memakai masker untuk keselamatan pribadi," kata Hafiz.