Suara.com - Budayawan dan seniman Sudjiwo Tedjo ikut angkat bicara soal kasus pembakaran bendera PDI-Perjuangan yang baru-baru ini membuat nama partai tersebut banyak dibicarakan di media sosial. Namun, ia memilih untuk mengomentari tagar #SayaPDIPerjuangan yang sempat trending di Twitter.
Melalui akun Twitter-nya @sudjiwotedjo, sosok nyeleneh itu menolak gagasan yang ada di balik tagar #SayaPDIPerjuangan. Menurutnya, PDIP hanya partai sehingga tak bisa merepresentasikan diri seseorang.
""Saya PDI-P?" Bukan. PDI-P itu bukan kamu, tapi cuma partaimu," tulis Sudjiwo Tedjo melalui Twitter.
Ia menganalogikan tagar tersebut tak ubahnya seperti nama Tejo yang hanya sekadar nama baginya, namun tidak bisa merepresentasikan dirinya. Sama juga seperti tubuh seseorang yang hanya tubuh tapi bukan diri orang itu seutuhnya.
Baca Juga: Tak Terima Bendera Partai Dibakar, Ratusan Massa PDIP Geruduk Markas Polisi
"Seperti Tejo itu juga bukan aku, tapi cuma namaku. Tubuhmu pun bukan kamu, cuma tubuhmu. Seperti bukumu, akunmu, dan lain-lain. Bukan kamu. Bahkan jiwamu pun bukan sejatinya kamu. Itu cuma sekadar jiwamu," katanya.
Pada akhir cuitan itu, ia menyertakan tagar #SekadarMengingatkan. Sontak, cuitan tersebut mengundang perhatian dari warganet.
Mereka menanggapi cuitan Sudjiwo Tedjo dengan beragam komentar. Ada yang meresponsnya secara kocak, namun ada juga yang seriusmenanggapi cuitan tersebut.
"Bahkan mantanmu itu bukan milikmu tapi miliknya haha," kata @mfrmn08.
"Jika saya Indonesia berarti saya bukan Indonesia, tapi Indonesia adalah saya atau Indonesia milik saya? Tapi apa itu tidak terlalu serakah mbah? Ah jadi bikin pusing," tukas akun @caahyadi.
Baca Juga: PDIP Mau Maafkan Massa Pembakar Bendera di DPR, Asal...
"Jadi sejatinya, aku itu siapa mbah? Apa aku itu sebenarnya nggak ada? Aku cuma konsep untuk mewakili seluruh badan dan pernak-perniknya ini?" tulis @pu666i.
Sebelumnya, bendera PDIP sempat dibakar saat terjadi aksi demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP), Rabu (24/6/2020). Insiden tersebut membuat partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu geram. Hingga saat ini polisi masih mencari pelaku pembakaran.