Wabah Corona Kembali Merebak, Australia Tetap Longgarkan Pembatasan Sosial

Syaiful Rachman Suara.Com
Jum'at, 26 Juni 2020 | 15:18 WIB
Wabah Corona Kembali Merebak, Australia Tetap Longgarkan Pembatasan Sosial
Perdana Menteri Australia Scott Morrison. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Australia akan terus melonggarkan pembatasan sosial meskipun wabah corona kembali merebak di Negara Bagian Victoria, kata Perdana Menteri Scott Morrison, Jumat (26/6/2020).

"Seluruh negara bagian berkomitmen untuk melanjutkan berbagai rencana yang mereka miliki dan telah mereka buat," ujar Morrison.

Victoria mencatat dua digit kasus baru dalam 10 hari berturut-turut. Negara bagian terpadat kedua di Australia itu memiliki 200 dari total 270 kasus aktif di negara itu.

Meskipun pihak berwenang berusaha keras untuk membendung laju penyebaran virus, termasuk memulai sistem pengujian besar-besaran dan menyerukan dukungan militer, Morrison mengatakan semua negara bagian dan teritori telah setuju untuk menghapus lebih banyak aturan pembatasan sosial.

Baca Juga: Nenek di Australia Tak Lagi Kesepian, Punya Ribuan Follower di Instagram

Penduduk setempat menyantap makanan di salah satu restoran, di Darling Harbour di Sydney, Australia, Sabtu (17/5/2020). Sydney mulai melonggarkan beberapa pembatasan COVID-19 sejak 15 Mei lalu yang memungkinkan orang-orang pergi ke berbagai pantai, pub, dan restoran untuk kegiatan rekreasi. ANTARA FOTO/Xinhua-Bai Xuefei/hp.
Penduduk setempat menyantap makanan di salah satu restoran, di Darling Harbour di Sydney, Australia, Sabtu (17/5/2020). Sydney mulai melonggarkan beberapa pembatasan COVID-19 sejak 15 Mei lalu yang memungkinkan orang-orang pergi ke berbagai pantai, pub, dan restoran untuk kegiatan rekreasi. ANTARA FOTO/Xinhua-Bai Xuefei/hp.

Australia telah berjanji untuk menghapus sebagian besar pembatasan jarak sosial pada akhir Juli, meskipun setiap negara bagian dan teritori menentukan langkah mereka sendiri.

Perbatasan internasional Australia akan tetap ditutup, tetapi kepala badan layanan medis nasional, Brendan Murphy, mengatakan Canberra akan memperketat persyaratan terhadap orang yang kembali dari luar negeri.

Australia mengharuskan semua penduduknya yang kembali dari luar negeri untuk menjalani karantina di hotel selama dua minggu.

Namun, sekitar 30 persen orang di Victoria menolak menjalani tes COVID-19 sebelum meninggalkan karantina, kata wakil kepala badan layanan kesehatan medis negara bagian tersebut.

"Kami akan mulai menguji orang-orang saat masuk ke karantina dan menguji orang sebelum mereka meninggalkan karantina," kata Murphy kepada wartawan di Canberra.

Baca Juga: Media Australia: Klaster Covid-19 Melbourne Disebabkan Perayaan Idul Fitri

Morrison bersikeras sistem kesehatan Australia dapat mengatasi kenaikan kasus baru, di tengah cibiran mengenai pembukaan kembali ekonomi saat negara itu menuju ke resesi pertamanya dalam hampir 30 tahun.

Ibu-ibu di Australia berebut tisu toilet.[Twitter]
Ibu-ibu di Australia berebut tisu toilet.[Twitter]

Meskipun ada jaminan dari Morrison bahwa kurva kasus COVID-19 di Australia melandai, jaringan supermarket terbesar Australia, Woolworths, memberlakukan batasan pembelian kertas toilet dan handuk dapur di seluruh negeri.

"Kami mengambil tindakan pencegahan sekarang untuk mengatasi pembelian berlebihan," kata Claire Peters, direktur pelaksana divisi supermarket Woolworths, Jumat (26/6/2020) seperti dikutip Antara dari Reuters.

Australia telah mencatat total sekitar 7.500 kasus COVID-19 dengan 104 kematian, jauh di bawah banyak negara lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI