Suara.com - Salah satu orang tua murid bernama Hotmar Sinaga sempat membuat kisruh saat konferensi pers Dinas Pendidikan (Disdik) soal Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berlangsung. Namun kini Hotmar sudah menyampaikan permintaan maaf.
Usai dibawa ke ruangan Humas Disdik, Hotmar keluar dengan kondisi yang lebih tenang. Kepada wartawan ia mengaku tindakannya berteriak marah-marah itu adalah reaksi spontan karena saat itu Kepala Disdik DKI sedang membahas soal seleksi menggunakan usia dalam sistem PPDB jalur zonasi.
"Saya tadi spontan teriak membuat saya tidak tahan ketika saya mendengar seleksi jarak sementara real nya usia. Itu yang tidak membuat saya tidak tahan," ujar Hotmar di lokasi, Jumat (26/6/2020).
Hotmar mengakui tindakannya salah karena membuat keributan di muka umum. Ia lantas meminta permohonan maaf atas perbuatannya yang disebutnya dilakukan karena terpancing emosi.
Baca Juga: Gegara PPDB, Ortu Murid Ngamuk di Depan Anak Buah Anies
"Mohon maaf karena membuat situasi jadi seperti gaduh, saya emosi saya akui. Mohon maaf mungkin media juga melihat," katanya.
Ia mengakui kecewa dengan penggunaan seleksi usia dalam PPDB jalur zonasi. Anaknya yang berumur 14 tahun 7 bulan langsung ditolak di SMA yang diinginkan.
Hotmar yang datang untuk protes soal sistem ini ke Disdik melihat konferensi pers yang dihadiri Kepala Disdik DKI sebagai satu kesempatan untuk mengungkap masalahnya. Akhirnya secara spontan ia berteriak ke arah Nahdiana, jajarannya, dan awak media.
"Ya kalau dari saya sangat sadar secara etika tidak baik. Tapi saya merasa itu kesempatan saya untuk ngomong," pungkasnya.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta menggelar konferensi pers mengenai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021. Namun di tengah acara salah satu orang tua murid yang tiba-tiba datang membuat heboh.
Baca Juga: Anak Tak Lolos di PPDB Zonasi, Disdik DKI: Jalur Prestasi Tak Melihat Usia
Konferensi pers digelar di kantor Disdik DKI, Kuningan, Jakarta Selatan. Kehebohan itu berlangsung di saat Kepala Disdik DKI Nahdiana tengah menjawab pertanyaan dari para wartawan.
Nahdiana tengah menjelaskan masalah jalur zonasi yang menuai kontroversi karena menggunakan seleksi usia. Ia menyebut seleksi jarak yang seharusnya jadi syarat utama sudah dilakukan melalui penentuan zonasi wilayah tiap sekolah.
Pantuan suara.com di lokasi, tiba-tiba salah satu orang tua murid menyelinap di tengah-tengah wartawan. Ia langsung berteriak memprotes pernyataan Nahdiana.
Menurut bapak itu, seleksi berdasarkan jarak dari rumah ke sekolah tidak dilaksanakan pihak Disdik. Karena itu ia menganggap Disdik telah melakukan kebohongan.
"Bohong! Tidak ada seleksi jarak! Seleksi hanya usia!" kata orang tua itu di lokasi, Jumat (26/6/2020).