Suara.com - Setelah mewabah selama dua tahun, Republik Demokratik Kongo mengumumkan bebas dari Ebola.
Menyadur BBC, Jumat (26/6/2020), wabah yang muncul di Kongo sejak Agustus 2018 ini telah menewaskan 2.280 orang.
"Dibanding wabah sebelumnya, Ebola adalah salah satu wabah penyakit paling lama, paling komplek dan paling mematikan," kata Menteri Kesehatan Kongo, Eteni Longondo, Kamis (25/6).
Kendati pemerintah Kongo mengumumkan telah bersih dari Ebola khususnya untuk timur, wabah ini diketahui telah menimbulkan sejunlah infeksi baru di kawasan negara bagian barat.
Baca Juga: PSBB Jabar Berakhir, Ojek Online Bekasi Belum Boleh Angkut Penumpang
Sejauh ini, Ebola baru yang dilaporkan pertama kali pada 1 Juni lalu, telah menyebabkan 24 kasus infeksi yang berujung pada 13 kematian warga Mbandaka.
Kasus-kasus baru di Mbandaka ini merupakan wabah Ebola ke-11 yang melanda Kongo sejak virus pertama kali ditemukan di sunga Ebola pada 1976.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Kongo mengatakan wabah Ebola ke-11 ini hampir dapat dikendalikan.
Wabah berhasil dikendalikan berkat banyak warga divaksin dan penanggulangan cepat dari otoritas setempat, di antaranya seperti peluncuran mobil cuci tangan serta sosialisasi kesehatan dari pintu ke pintu, mengutip laporan Channel News Asia.
Pihak WHO mengatakan hampir 50 tenaga kesehatan tiba di Mbandaka, awal Juni, membawa 3.600 dosis vaksin Ebola dan 2.000 alat untuk tes laboratorium.
Baca Juga: Maraknya Berita John Kei Bikin Anak Buah Ketakutan Selama Buron
Virus Ebola menyebabkan penderitanya mengalami demam disertai pendarahan. Ebola tersebar lewat kontak langsung cairan tubuh penderita dengan pihak lain. Pasien Ebola juga kerap muntah dan diare.