Suara.com - Sebuah studi ilmiah terbaru dari Institut Kesehatan Nasional Italia (ISS) menunjukkan bahwa nyamuk tidak dapat menularkan virus Corona ke manusia.
Menyadur Medical Express, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengatakan lebih dulu bahwa virus bernama ilmiah Sars-CoV-2 tidak bisa ditularkan lewat serangga penghisap darah tersebut.
Pembuktian lebih lanjut pun dilakukan ISS yang bekerjasama dengan IZSVe, sebuah organisasi penelitian untuk kesehatan hewan dan keamanan makanan.
Mereka coba meneliti bisa tidaknya virus Corona disebarkan lewat gigitan nyamuk. Nyamuk yang mendapat injeksi virus Sars-CoV-2 nyatanya tak mampu menularkan Covid-19.
Baca Juga: Jejak Pelarian Pembunuh Hijaber Vina, Motor dan HP Ditinggal di Terminal
"Penelitian menunjukkan bahwa virus, yang pernah diberikan kepada nyamuk melalui darah yang terinfeksi, tidak dapat bereplikasi," jelas ISS dalam sebuah pernyataan dikutip Medical Express, Jumat (26/6/2020).
Sebagaimana diketahui, di tengah pandemi virus Corona, penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang disebarkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti turut mengintai masyarakat.
Direktur Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonik, Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan daerah yang memiliki jumlah kasus demam berdarah tinggi juga memiliki kasus infeksi virus Covid-29 paling banyak.
Ia menjelaskan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, siklus Demam Berdarah tahun ini berbeda.
Jika biasanya terjadi di awal Maret dan akan mereda di bulan berikutnya, tetapi sejak awal tahun ini hingga Juni kasus demam berdarah masih tinggi di berbagai daerah.
Baca Juga: Gaya Kepemimpinan Lee Hsien Loong dalam Menangani Covid-19 di Singapura
"Artinya angka ini sesuatu yang agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini kita menemukan 100-500 kasus perhari," kata Siti dalam konfrensi pers tentang Ancaman Demam Berdarah di Masa Pandemi melalui Youtube chanel BNPB, Senin (22/6/2020).
Data Kemenkes menunjukan, kasus demam berdarah tahun ini di seluruh Indonesia sudah mencapai 68.000. Sedangkan angka kematian sudah mencapai 346 kasus.