Kisruh PSBB Jakarta, Ortu Murid Ngamuk di Depan Anak Buah Anies

Jum'at, 26 Juni 2020 | 10:50 WIB
Kisruh PSBB Jakarta, Ortu Murid Ngamuk di Depan Anak Buah Anies
Sejumlah calon siswa menunggu dengan menjaga jark fisik di posko Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMK Negeri 15, Jakarta, Kamis (25/6). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta menggelar konferensi pers mengenai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021. Namun di tengah acara salah satu orang tua murid yang tiba-tiba datang mengamuk dan membuat heboh.

Konferensi pers digelar di kantor Disdik DKI, Kuningan, Jakarta Selatan. Kehebohan itu berlangsung di saat Kepala Disdik DKI Nahdiana tengah menjawab pertanyaan dari para wartawan.

Nahdiana tengah menjelaskan masalah jalur zonasi yang menuai kontroversi karena menggunakan seleksi usia. Ia menyebut seleksi jarak yang seharusnya jadi syarat utama sudah dilakukan melalui penentuan zonasi wilayah tiap sekolah.

Pantuan Suara.com di lokasi, tiba-tiba salah satu orang tua murid menyelinap di tengah-tengah wartawan. Ia langsung berteriak memprotes pernyataan Nahdiana.

Baca Juga: Skandal SKD Palsu PPDB Jatim, Puluhan Warga Protes ke DPRD

Menurut bapak itu, seleksi berdasarkan jarak dari rumah ke sekolah tidak dilaksanakan pihak Disdik. Karena itu ia menganggap Disdik telah melakukan kebohongan.

"Bohong! Tidak ada seleksi jarak! Seleksi hanya usia!" kata orangtua itu di lokasi, Jumat (26/6/2020).

Ia menyebut Disdik telah membohongi ribuan orangtua murid yang anaknya tak lolos PPDB jalur zonasi maupun afirmasi.

"Saya orangtua murid. Ribuan orangtua tidak dihargai," kata pria itu.

Melihat kejadian ini, Nahdiana langsung berhenti berbicara. Para petugas keamanan dan staf Disdik langsung mencoba menenangkan bapak itu.

Baca Juga: Posko PPDB di SMK Negeri 15 Jakarta Terapkan Protokol Kesehatan

"Bapak tolong hargai kami," kata Kabid Humas Disdik Sonny Juhersoni.

"Kalian yang tidak hargai kami orangtua, ribuan orangtua telah dibohongi," jawab bapak itu.

Bapak tersebut lalu dibawa ke lift untuk diamankan ke tempat lain. Namun ia terus berteriak dan bahkan menyebut wartawan juga terus dibohongi oleh Disdik.

"Wartawan juga dibohongi terus! Diam-diam lagi wartawan dibohongi," jelasnya.

Ketika sedang ditenangkan, bapak ini mengaku cara ini dilakukan agar pihak Disdik mendengarnya.

"Kalau nggak begini nggak didengar saya," teriak bapak itu.

Ketika ditanya identitasnya, ia tak ingin mengungkapkannya. Menurutnya jika dikatakan, anaknya akan dimasukan daftar hitam dan tak bisa dapat sekolah.

"Nanti anak saya diblacklist. Saya siap tanggung jawab," pungkasnya.

Bapak itu langsung dibawa ke ruang Humas Disdik. Sepanjang perjalanan ia sempat berteriak-teriak soal kebohongan itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI