Suara.com - Sejumlah media massa di Australia menyebut klaster virus corona di Melbourne berasal dari perayaan Idul Fitri.
Menyadur The Guardian pada Kamis (25/06/2020), pimpinan komunitas muslim di Victoria mengkhawatirkan pemberitaan itu memicu Islamofobia atau sentimen anti-Islam.
"Saya benar-benar prihatin, saya berpikir 'ini dia lagi', mengambinghitamkan, meminggirkan, menstigmatisasi komunitas muslim secara tidak adil," kata Adel Salman, wakil presiden Dewan Islam Victoria.
Adel Salman mengingatkan, perayaan Idul Fitri adalah tradisi yang mereka lakukan selama bertahun-tahun dan ia tak mau ini menjadi bumerang bagi komunitas muslim.
Baca Juga: India Diterpa Isu Islamofobia saat Corona, Tifatul: Boikot Produknya!
"Mereka bermain dalam narasi yang sama, bahwa umat Islam tidak dapat dipercaya, bahwa mereka tidak seperti kita, bahwa mereka melanggar aturan kita, bahwa mereka tidak memiliki kepentingan Australia," ujarnya.
"Bahkan pagi ini saya menerima pesan dari seorang anggota komunitas yang sangat senior dan dia sangat prihatin, dia berkata 'Apa yang terjadi? Bisakah kamu melakukan sesuatu?'"
Media The Australian sebelumnya mengabarkan klaster di Coburg berasal dari keluarga yang merayakan Idul Fitri.
Klaster keluarga Coburg pertama kali diumumkan pada 14 Juni. Sejak saat itu, virus berkembang jadi sekitar 14 kasus termasuk siswa di dua sekolah dasar di Broadmeadows dan Pakenham.
Satu-satunya sumber yang dikutip dalam artikel itu adalah resepsionis di Klinik Medis Pakenham yang mengonfirmasi seorang pasien wanita yang datang ke klinik pada 10 Juni dan kemudian dites dan hasilnya positif.
Pasien wanita ini diyakini terinfeksi saat pertemuan keluarga dalam perayaan Idul Fitri.
Baca Juga: Marak Islamofobia, Masjid di Jerman Diserang Kelompok Misterius
Guardian Australia melakukan konfirmasi pada tiga resepsionis klinik. Satu di antaranya menguatakan, "Kami diberitahu tentang koneksi Idul Fitri oleh departemen kesehatan".
Resepsionis kedua menuturkan, "Apa yang didengar di sekitar kantor dan satu resepsionis percaya departemen tidak mengkonfirmasi sumber."