Suara.com - Air mata Ratu Yunita masih belum mengering setelah sebelumnya menangis di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (24/6/2020) kemarin.
Tangisan itu karena Ratu merasa kecewa dan marah karena tuntutannya kepada para wakil rakyat dan pemerintah tak dipenuhi.
Sudah dua hari belakangan Ratu memprotes keras sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi yang menggunakan seleksi berdasarkan usia.
Pada Selasa (23/6/2020), ia dan para orang tua yang merasa senasib turun ke jalan depan Balai Kota DKI Jakarta mengharapkan kebaikan hati Gubernur DKI Anies Baswedan.
Baca Juga: Telanjur Ngegas, Siswa Tak Berkutik Salah Kirim Pesan ke Panitia PPDB
Lantara Anies tak bisa ditemui, para pendemo akhirnya mendatangi kantor DPRD DKI dan akhirnya diterima untuk bertemu dengan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi dan anggota yang lain di kantor.
Setelah itu, Ratu dan para pengunjuk rasa lainnya dijanjikan bertemu dengan Dinas Pendidikan (Disdik) DKI selaku penyelenggara PPDB keesokan harinya.
Namun, setelah berdebat panjang selama sekitar 7 jam di ruang Komisi E, Disdik dan para anggota dewan sepakat untuk melanjutkan PPDB jalur zonasi dengan menggunakan seleksi usia. Mereka mengklaim PPDB yang sudah berjalan setengahnya tak bisa ditunda meski mendapatkan protes keras.
Keluar dari ruang Komisi, Suara.com menemui Ratu dan beberapa orang tua lainnya. Matanya merah, berlinang air mata dan sesenggukan saat diajak bicara.
"Tadi mas lihat sendiri kan? Cuma pak Basri Baco (anggota Komisi E) yang ngerti. Memang yang lain enggak tahu apa kita mikirin nasib orang tua lain?" ujar Ratu saat ditemui Suara.com.
Baca Juga: PPDB Jakarta Tetap Pakai Syarat Usia, Orang Tua Kecewa Anaknya Tak Lolos
Pagi hari ini, Ratu harus bersiap mengikuti PPDB demi anak keduanya yang ingin masuk SMA. Meski dua hari protes, PPDB tetap berjalan sesuai skema Disdik dari awal.
Anak Ratu yang berusia 15 tahun 20 hari ini disebutnya sudah pasti tak akan dapat sekolah dengan sistem ini. Namun Janda dua anak ini tetap bertekad mencoba dengan pesimis.
Pukul 06.30 WIB atau 30 menit setelah PPDB jalur zonasi dibuka, Ratu mendapati situs resmi untuk mendaftar, ppdb.jakarta.go.id tak bisa diakses. Ia kembali mencoba sekitar 1 jam 15 menit setelahnya.
Begitu situs sudah bisa diakses, ia memilih untuk tidak langsung mendaftarkan anaknya. Ratu lantas pergi berjalan keluar dari Rumah Susun Kemayoran, Jakarta Pusat tempatnya tinggal.
Ia lantas izin kepada anaknya melalui aplikasi pesan singkat untuk pergi. Tak lupa ia juga memberikan instruksi cara mendaftar PPDB ke buah hatinya.
"Saya tadi pura-pura pergi, mungkin ini trik saya gitu ya, supaya anak saya tahu kondisi yang ada kan. Saya cuma WA dia, padahal saya ada di situ juga. Saya WA dia nanti begini-begini ya caranya, ini sekolahannya," kata Ratu saat dihubungi Suara.com, Kamis (25/6/2020).
Melalui sambungan telpon, Ratu menceritakan hasil yang membuatnya semakin kecewa. Selama berbicara, suara Ratu terdengar berat dan bergetar seperti menahan tangis.
"Ternyata pas dia masukin, dia langsung nanya 'mama kok nama aku gak ada ya? Ya sudah nak diemin dulu," tutur Ratu menirukan pertanyaan anaknya melalui pesan singkat.
Mendengar kabar itu, ia yang sedang tak bersama anaknya langsung membuka situs PPDB. Benar saja, ia mendapati anaknya sudah tak terdaftar sebagai calon siswa karena umurnya yang lebih muda dari pada pendaftar lainnya.
Ratu mengaku sudah tahu hasilnya akan seperti ini. Namun ia ingin anaknya tahu dan belajar dari pengalaman pahit yang harus diterima.
"Terus saya bilang, 'ya sudah nak besok dicoba lagi ini kan baru hari pertama.' Saya gak mau bilang kamu gak bisa karena usia. Jadi besok dicoba lagi, kalau gak bisa ya sudah nak," ucap Ratu.
PPDB kali ini disebutnya menjadi sangat berat buat Ratu. Setelah dua tahun menjanda, ibu ini merasa berat harus menyekolahkan anaknya di sekolah swasta.
Kesulitan yang ia hadapi dikatakan harus dipetik hikmahnya, khususnya bagi puteri tercintanya itu. Ia tetap mencoba menegarkan hati anaknya dengan berbagai dalih supaya tak patah semangat.
"Saya mau coba buat anak saya, saya mau bilang 'enggak apa-apa kali aja servernya bermasalah'. Walaupun saya sudah tau apa yang akan terjadi. Biar diapun tahu bahwa kenyataannya seperti ini," pungkasnya.