40 Persen Pilot di Pakistan Kantongi Izin Terbang Abal-Abal

Kamis, 25 Juni 2020 | 15:36 WIB
40 Persen Pilot di Pakistan Kantongi Izin Terbang Abal-Abal
Ilustrasi pesawat mendarat (Pixabay/dirkvermeylen)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Penerbangan Pakistan melaporkan sekitar 40 persen pilot di negara tersebut memiliki surat izin terbang palsu.

Menyadur Gulf News, Kamis (25/6/2020), data tersebut disampaikan oleh Menteri Penerbangan Ghulam Sarwar dalam agenda penyampaian laporan penyelidikan sementara Majelis Nasional Pakistan soal kecelakaan pesawat PIA di Karachi.

Sarwar mengatakan dari total 860 pilot aktif di Pakistan, 262 diantaranya memiliki lisensi abal-abal, di mana izin tersebut didapatkan dengan cara memakai joki saat pengujian.

"Penyelidikan yang dimulai pada Februari 2019 menunjukkan bahwa 262 pilot tidak mengerjakan ujian sendiri dan meminta orang lain untuk mengikuti ujian atas nama mereka," ujar Sarwar.

Baca Juga: Begini Suasana Pembagian Rapor di Tengah Pandemi Covid-19

Ia juga menyebut para pilot dengan lisensi palsu bahkan tak memiliki pengalaman terbang yang mumpuni.

"Sayangnya, pilot juga ditetapkan berdasarkan politik. Di mana kemampuan pilot dikesampingkan," katanya.

Pesawat Pakistan International Airlines Jatuh di Karachi, 22 Mei 2020. [AFP]
Pesawat Pakistan International Airlines Jatuh di Karachi, 22 Mei 2020. [AFP]

Hasil penyelidikan, sambung Sanwar, juga menunjukkan bahwa empat pilot maskapai PIA diketahui memiliki izin palsu.

Terkait temuan ini, penyelidikan lebih lanjut telah dimulai. Paling anyar, otoritas berwenang telah memberikan pemberitahuan terhadap 54 pilot yang diketahui melakukan kecurangan. 

"Beberapa pilot menentang pemberitahuan ini di pengadilan. Sejauh ini, setidaknya sembilan pilot telah mengaku memegang gelar palsu," bebernya.

Baca Juga: Komisi II Gelar Rapat dengan KPU dan Bawaslu soal Persiapan Pilkada 2020

Dalam laporan sementara kecelakaan maskapai PIA di Karachi pada 22 Mei lalu, otoritas berwenang telah menahan pilot dan menara pengawas udara yang bertanggung jawab atas insiden yang menewaskan 97 penumpang tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI