Suara.com - Seorang laki-laki di Malaysia mendapatkan pelecehan seksual setelah memposting foto yang ia edit menggunakan FaceApp hingga tampak seperti perempuan.
Menyadur World Of Buzz, seorang pria bernama Hyekal memposting foto yang sudah edit sehingga tampak menjadi seorang perempuan di akun Twitternya.
Hal mengejutkan terjadi setelah ia posting foto tersebut, ia mendapatkan sebuah pesan dari seorang pria lain yang berbau pelecehan seksual.
Hyekal juga memposting pesan yang membuatnya kaget sekaligus takut. Dalam postingannya tersebut ia menuliskan "Sudah, aku takut untuk edit muka perempuan lagi. Seperti ini kah rasanya menjadi seorang perempuan?"
Baca Juga: Kabar Baik, Tingkat Kesembuhan Virus Corona di Malaysia Sudah 95,8 Persen
Dalam pesan tersebut ia dimintai nomor telepon untuk tujuan yang tidak baik, namun Hyekal tidak menanggapinya. Pria tersebut terus mengirim pesan bahkan hingga menawarkan sejumlah uang namun untuk tujuan seksual.
"Kalau kamu ingin dibayar, saya akan bayar," tulis pesan tersebut.
Unggahan pesan tersebut sontak mengundang komentar warganet.
"Jika kita sebagai pria sudah merasa takut dengan ini, bagaimana perasaan gadis-gadis tentang pria yang terus-menerus mengirim pesan kepada mereka. Apakah kamu merasakannya?" tulis salah satu warganet.
"Sekarang Anda mengerti bagaimana perasaan gadis-gadis selama ini?" balas warganet lainnya.
Baca Juga: Hari Ini Sekolah di Malaysia Kembali Dibuka, Apa Saja Persiapannya?
Menurut Pusat Konstitusionalisme dan Hak Asasi Manusia Malaysia (MCCHR), perempuan mengalami dua kali lipat pelecehan seksual secara online dibandingkan dengan laki-laki.
All Women’s Action Society (AWAM) memberikan saran kepada masyarakat yang mendapatkan pelecehan seksual untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
Informasikan kepada pelaku bahwa tindakan mereka baik.
Kumpulkan sebanyak mungkin bukti tentang detail dan tindakan pelecehan. Ini dapat mencakup tangkapan layar pelecehan, identitas pelaku pelecehan, waktu dan tanggal kapan peristiwa itu terjadi dan sebagainya.
Buat pengaduan atau laporan kepada pihak berwajib. Jangkau organisasi perlindungan perempuan untuk mendapatkan bantuan.
Aktif untuk mengupdate tentang perkembangan kasus ini.
Meminta dukungan emosional kepada orang-orang dianggap nyaman untuk berbagi cerita dan tempat berkeluh kesah.