ONS: Muslim dan Yahudi Tiga Kali Lebih Berisiko Meninggal karena COVID-19

Kamis, 25 Juni 2020 | 13:27 WIB
ONS: Muslim dan Yahudi Tiga Kali Lebih Berisiko Meninggal karena COVID-19
Ilustrasi pemakaman jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni membungkusnya menggunakan plastik. (FOTO ANTARA/Dok)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Statistik Nasional Inggris, atau Office for National Statistics (ONS) merilis data yang menyebutkan bahwa umat Muslim dan Yahudi memiliki risiko kematian akibat Covid-19 tiga kali lipat lebih tinggi.

ONS mengeluarkan data ini pada Jumat, 19 Juni 2020 melalui situs resminya www.ons.gov.uk. Data tersebut mencakup kematian akibat virus corona yang terjadi di Inggris dan Wales antara 2 Maret dan 15 Mei.

Berdasarkan data tersebut, kalangan Muslim, Yahudi, Hindu, dan Sikh memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan pemeluk agama lain.

Dilansir The Sun, Jumat (19/6/2020), tingkat kematian untuk Muslim di Inggris dan Wales selama beberapa bulan pertama wabah COVID-19 adalah 198,9 kematian per 100.000 jiwa bagi pria. Sementara untuk wanita 98,2 kematian per 100.000.

Baca Juga: Update Covid-19 Globa: Angka Kematian di Inggris Catat Sejarah Baru

Orang-orang Yahudi juga menunjukkan peningkatan risiko kematian akibat Covid-19 dibandingkan dengan pemeluk agama Kristen.

Seorang pria Yahudi memiliki tingkat kematian 187,9 per 100.000 jiwa atau sekitar dua kali risiko pria Kristen (92,6 kematian per 100.000).

Sementara untuk wanita Yahudi angkanya adalah 94,3 kematian per 100.000, dibandingkan dengan 54,6 kematian per 100.000 untuk wanita Kristen.

Angka bagi pemeluk agama Hindu tidak jauh beda. Tingkat untuk pria Hindu ditemukan 154,8 kematian per 100.000 orang, untuk wanita rerata 93,3.

ONS juga menyebutkan bahwa orang-orang yang "tidak beragama" memiliki risiko kematian terendah. Angkanya, 80,7 kematian per 100.000 untuk pria dan 47,9 kematian per 100.000 untuk wanita.

Baca Juga: Pub di Inggris Akan Dibuka Pekan Depan, Warga Ngebet Nongkrong

Head of Life Events ONS, Nick Stripe mengatakan, "Sebagian besar peningkatan risiko kelompok-kelompok agama tertentu dijelaskan oleh faktor geografis, sosial-ekonomi dan demografi dan peningkatan risiko yang terkait dengan etnis."

"Namun, setelah menyesuaikan dengan yang di atas, pria Yahudi berisiko dua kali lipat pria Kristen, dan wanita Yahudi juga berisiko lebih tinggi. Data dan analisis tambahan diperlukan untuk memahami risiko berlebih ini," imbuhnya.

Selain itu, data ONS juga mengungkapkan bahwa pada umumnya pria cenderung lebih rentan terkena virus corona dari pada wanita.

Pria kulit hitam memiliki risiko paling tinggi dengan angka 255,7 kematian per 100.000 orang. Sementara pria kulit putih sekitar 87,0 kematian per 100.000 jiwa.

Untuk wanita, polanya sama, dengan tingkat kematian tertinggi merupakan mereka yang berlatar belakang etnis hitam.

Pria etnis Bangladesh, Pakistan, dan India juga memiliki risiko kematian akibat COVID-19 yang secara signifikan lebih tinggi daripada pria kulit putih, demikian temuan ONS.

Untuk wanita Bangladesh atau Pakistan, India, Cina dan etnis campuran, risiko kematian Covid-19 sama dengan wanita kulit putih.

Lihat laporan ONS selengkapnya di sini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI