Cerruti pada awalnya skeptis dengan surat itu. Namun, demi membantu putrinya, dia membalas surat Havens dan memberi soal untuk dipecahkan oleh narapidana pembunuh tersebut.
Secara ajaib, Havens berhasil memecahkan soal dari profesor Cerruti. Jawaban narapidana itu disebut sang profesor sangat akurat, alias benar.
Takjub dengan kemampuan Havens, Cerruti akhirnya memutuskan untuk mengundang sang narapidana demi membantunya menyelesaikan soal matematika kuno yang dirinya sendiri tak mampu menemukan jawabannya.
Dengan hanya menggunakan pena dan kertas, Havens bermain-main untuk sementara waktu dengan masalah dari teori bilangan yang melibatkan apa yang disebut pecahan berkelanjutan, yang telah dilakukan ahli matematika Yunani kuno, Euclid.
Baca Juga: Hijaber Tewas Berlumuran Darah, Dibunuh dengan Sadis, Kepala Robek
Dan seperti cerita fiksi, Havens memecahkan teka-teki matematika kuno dan untuk pertama kalinya menemukan beberapa keteraturan dalam perkiraan sejumlah besar angka.
Cerruti membantu Havens merumuskan bukti dengan cara yang benar secara ilmiah, dan beberapa bulan kemudian, pada Januari 2020, keduanya menerbitkannya di jurnal Research in Number Theory.
Apa yang dilakukan Havens sudah merupakan keberhasilan besar. Namun lebih dari itu, pencapaiannya membuat penjara tempatnya mendekam terinspirasi untuk membuat klub matematika bagi para tahanan.
Kini, setiap tanggal 14 Maret, 14 rekan tahanan di klub akan merayakan "Hari Pi", yang namanya diambil berdasarkan konstanta matematika terkenal yang sering diperkirakan sekitar 3,14.
"Dia merasa bahwa mengerjakan matematika adalah cara baginya untuk membayar hutang kepada masyarakat," ujar Marta Cerruti.
Baca Juga: Jari Putus karena Tangkis Parang, Kisah Korban Kebengisan Kelompok John Kei