PBB Soroti Buruknya Koordinasi Antar Negara Menangani Covid-19

Rabu, 24 Juni 2020 | 11:27 WIB
PBB Soroti Buruknya Koordinasi Antar Negara Menangani Covid-19
Sekjen PBB Antonio Guterres. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Jendral Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengaku frustasi melihat kurangnya koordinasi antar negara dalam menangani pandemi virus Corona Covid-19.

Menyadur The Hindu, Guterres memeringatkan bahwa tindakan egois banyak negara yang hanya mementingkan diri sendiri tidak akan berhasil mengalahkan virus yang telah menyebar hampir ke seantero dunia itu.

Dengan bertindak sendiri-sendiri, menurut Guterres hanya akan membuat situasi yang ada makin tak terkendali. Karenanya, koordinasi tingkat global menjadi kunci.

“Saya frustrasi, tentu saja, dengan kurangnya kerja sama internasional pada saat ini,” kata Guterres dikutip The Hindu, Rabu (24/6/2020).

Baca Juga: Trump Tangguhkan Penelitian Covid-19, Virus Corona Mati di Musim Panas?

"Tapi saya berharap generasi baru dapat membuat perubahan di masa depan," tambahnya.

Sejak awal munculnya pandemi Covid-19, Guterres menjadi salah satu orang paling vokal dalam upaya memobilisasi aksi internasional.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. [BBC]
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. [BBC]

Wabah virus Corona disebutnya jadi tantangan internasional terbesar sejak meletusnya Perang Dunia II yang meletus pada 1939 dan baru berakhir pada penghujung 1945.

Menurut Guterres, para pemimpin dunia harus memiliki kerendahan hati untuk mengehntikan konflik dan melakukan gencatan senjata demi mengatasai wabah Covid-19.

Namun, seruannya yang berulang kali dilontarkan, pada akhirnya ditanggapi dingin oleh berbagai negara. Amerika Serikat menjadi contoh bagaimana pemimpin dunia justru memperlambat upaya penanganan pandemi.

Baca Juga: Masih Pandemi Covid-19, 156 TKA China Tiba di Bandara Haluoleo Kendari

Presiden AS, Donald Trump diketahui telah menghentikan semua pendanaan untuk Organsiasi Kesehatan Dunia (WHO). Dia menuduh WHO lebih condong membantu China dalam masalah krisis kesehatan global ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI