Suara.com - Aksi demonstrasi alias unjuk rasa menolak kedatangan tenaga kerja asing (TKA) di Sulawesi Utara masih berlanjut hingga Selasa (23/6/2020) malam.
Dilansir ANTARA, unjuk rasa dilakukan terkait kedatangan 500 TKA yang direncanakan bekerja di PT VDNI dan PT OSS Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Ratusan massa pengunjuk rasa tetap bertahan dan melakukan orasi secara bergantian di simpang empat Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).
Massa aksi berupaya untuk masuk ke dalam Bandara Haluoleo, namun ditahan oleh brigade pihak kepolisian. Unjuk rasa di lokasi ini dilakukan sejak siang dan tetap berlangsung hingga malam hari pukul 22.46 WITA.
Baca Juga: Menenun Tradisi Sulawesi Utara Lewat Kain Pinawetengan
Sebelumnya, pihak kepolisian menurunkan dua ekor anjing pelacak untuk mengamankan aksi unjuk rasa ini. Selain menyiapkan dua ekor anjing pelacak, pihak kepolisian juga menyiapkan dua unit mobil water canon dan gas air mata untuk menghalau pengunjuk rasa masuk di Bandara Haluoleo.
Dalam orasinya, massa menegaskan bahwa mereka menolak kedatangan 500 TKA di wilayah Sulawesi Tenggara. Selain itu mereka juga menyampaikan rasa kekecewaannya kepada Gubernur Sultra dan Ketua DPRD Sultra yang telah mengizinkan para TKA masuk.
Sementara itu, akibat adanya aksi unjuk rasa jalan menuju ke Bandara Haluoleo pun terganggu. Lantaran massa aksi memeriksa kendaraan roda empat yang keluar dari bandara guna mengecek apakah ada warga negara asing khususnya TKA di dalam mobil.
Untuk diketahui, hari ini Selasa (23/6) dijadwalkan sebanyak 156 TKA asal China akan tiba di Bandara Haluoleo Kendari. 156 TKA itu adalah gelombang pertama dari 500 TKA yang akan datang di Sultra. [ANTARA]
Baca Juga: Viral Aksi Remas-remas Siswi, 5 Pelajar SMK di Sulawesi Utara Ditangkap