Suara.com - Seorang gelandangan atau Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) mendadak tewas di Tanah Abang. Gelandangan itu tewas di dekat pos pemantauan Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang berlokasi di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa.
Suara.com menelusuri tempat kejadian perkara gelandangan tewas mendadak tersebut, Selasa (23/6/2020) siang. Tampak lokasi tersebut kini disterilkan, ditutup dan tak boleh dilintasi para warga.
Hal itu ditandai dengan tali yang mengikat di sekeliling lokasi. Namun begitu, tampak di sekitar lokasi para warga masih berlalu lalang.
Terlihat para pedagang kaki lima seperti pedagang buah masih tampak santai berdagang di sekitar lokasi seorang pria gelandangan yang tewas dengan gejala mirip Covid-19.
Baca Juga: Gelandangan di Tanah Abang Tewas Diduga kena Covid, Istri Jalani Tes Swab
Tak ada penjagaan khusus dari aparat baik Kepolisian, TNI, atau pun Satuan Polisi Pamong Praja di sekitar lokasi tersebut.
Adapun, Riki (36) pedagang kurma di sekitar tempat kejadian mengatakan, bahwa gelandangan yang tewas dengan gejala mirip Covid-19 itu terjadi pada pukul 09.00 WIB.
"Tadi mas kejadiannya ya sekitar pukul 09.00 WIB pas lah," kata Riki saat ditemui Suara.com,
Menurutnya, memang gelandangan tersebut sehari-harinya menetap di bawah pos pencegahan dini lalu lintas dan ketertiban umum Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
"Memang cuma suami istri di situ setiap malam tidur di situ. Sudah tua kakek nenek nggak ada keluarganya yang lain," ujar Riki.
Baca Juga: Gelandangan Tewas Diduga Kena Corona, Istri Menangis Peluk Jasad Suaminya
Sementara itu, Kapolsek Metro Tanah Abang, AKBP Raden Jauhari mengatakan, dugaan sementara pria gelandangan tewas mendadak tersebut lantaran terjangkit Covid.
"Masih dugaan kena Covid-19," kata Jauhari saat dikonfirmasi wartawan.
Sebelumnya, Gelandangan itu diduga terinfeksi virus corona karena menunjukkan bergejala COVID-19 ditemukan meninggal dunia.
PMKS itu ditemukan oleh Satuan Pelaksana Satuan Pelaksana (Satpel) Perhubungan Kecamatan Tanah Abang pada pukul 06.30 WIB.
Istri dari PMKS yang bersangkutan bernama Taji mengatakan suaminya beberapa hari terakhir mengeluh sesak nafas.
"Sesak nafas sudah beberapa hari ini, mengeluh dada sakit," ujar Taji saat ditemui di sela-sela evakuasi jasad suaminya.
Kasatpel Perhubungan Tamah Abang Setyasa mengatakan pihaknya menemukan peristiwa itu karena Taji menangis tersedu-sedu sembari memeluk jasad suaminya.
"Kita tidak tahu meninggal karena apa sehingga awalnya warga dan petugas juga tidak ada yang berani menjemput," kata Setyasa yang turut berada dalam proses evakuasi jenazah.
Usai mendapatkan laporan, peristiwa itu pun segera ditangani oleh pihak Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.