Derita Orang Tua karena PPDB Pakai Usia, Anak Ranking 1 Tak Bisa Sekolah

Selasa, 23 Juni 2020 | 12:41 WIB
Derita Orang Tua karena PPDB Pakai Usia, Anak Ranking 1 Tak Bisa Sekolah
Ratusan pendemio dari Gerakan Emak dan Bapak Peduli Pendidikan dan Keadilan (Geprak) saat berujuk rasa di depan Balai Kota DKI. (Suara.com/Fakhri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang menggunakan seleksi umur membuat orang tua murid resah. Pasalnya aturan ini menjadikan usia paling tua dalam sistem penerimaan jalur zonasi menjadi diprioritaskan.

Hari ini, para orang tua murid yang tergabung dalam Gerakan Emak dan Bapak Peduli Pendidikan dan Keadilan (Geprak) menggelar unjuk rasa di Balai Kota untuk memprotes sistem ini. S

Suhada, peserta aksi yang juga orang tua murid mengaku sudah terkena dampaknya.

Anaknya yang ingin masuk salah satu SMA gagal mendapatkan sekolah yang diinginkan. Padahal, puterinya itu mendapatkan peringkat 1 nilai akademik terbaik di salah satu SMP di Tanjung Priok Jakarta Utara.

Baca Juga: Anies Didemo Orang Tua Murid: Cukup Corona yang Bikin Susah, PPDB Jangan!

"Anak saya peringkat 1, tapi kalah sama yang tua-tua," ujar Suhada di lokasi, Selasa (23/6/2020).

Suhada lantas menunjukan foto sertifikat peringkat satu anaknya dari sekolah asal. Nilai akedemiknya juga ditunjukan dengan rata-rata 9,1.

Ia mengaku khawatir dengan sistem ini mengingat anaknya masih cukup muda dari standar usia masuk SMA. Masuk sekolah swasta pun juga bukan menjadi pilihan buatnya.

"Sekarang anak saya kan pinter, sudah kita didik. Jadi sia-sia dong kalau kalah sama umur," jelasnya.

Agung Wibowo Hadi (46) salah satu perwakilan Geprak mengatakan tak mempermasalahkan adanya siswa yang tua masuk sekolah. Namun menurutnya harus dipisahkan dari jalur zonasi.

Baca Juga: Protes PPDB Pakai Usia, Kantor Gubernur Anies Digeruduk Emak-emak

"Namanya pendidikan kan terukur. Kalau sekolah buat siswa yang tua, gak sempat atau bisa sekolah ya enggak apa-apa. Tapi jangan dimasukan di jalur zonasi saingan sama anak kita yang masih muda," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI