Suara.com - Negara-negara Eropa menggalakkan kursus kilat penanganan pasien COVID-19 bagi petugas medis, dan tengah berupaya melatih staf guna menghindari kekurangan tenaga kesehatan jika gelombang kedua virus corona terjadi.
Beberapa ahli perawatan intensif berusaha merekrut staf yang lebih permanen. Sedangkan lainnya ingin membuat "pasukan" cadangan profesional medis yang siap ditempatkan di mana pun untuk bekerja di bangsal dengan pasien kondisi parah.
"Kami membutuhkan pasukan kesehatan," kata Maurizio Cecconi, presiden terpilih Masyarakat Eropa untuk Perawatan Intensif (ESICM).
Cecconi, yang mengepalai departemen perawatan intensif di rumah sakit Humanitas di Milan, mengatakan staf medis harus lebih fleksibel dalam pekerjaan yang mereka lakukan, dan lebih banyak bergerak.
Baca Juga: Pernikahan Berujung Petaka: Ibu mempelai Meninggal, 30 Tamu Positif Corona
"Jika ada gelombang besar lain, kita harus siap untuk mengerahkan dokter dan perawat dari daerah terdekat di Italia. Ini tidak banyak terjadi pada gelombang pertama," ujar Cecconi kepada Reuters.
Banyak negara yang tidak siap menghadapi pandemi COVID-19 pada Maret dan April lalu. Hal itu pun dijadikan pelajaran penting untuk bergerak cepat melatih petugas medis dalam menangani pasien dengan kasus penyakit parah, juga meningkatkan jumlah tenaga medis terlatih untuk menggantikan mereka yang tumbang ketika menjalankan tugas di garda terdepan.
Ketika pandemi merebak, karena tidak siap, sejumlah negara di Eropa mengerahkan mahasiswa kedokteran dan pensiunan dokter untuk membantu di ruang perawatan intensif.
Negara-negara yang paling terpukul oleh pandemi itu harus menyediakan lebih banyak tempat tidur dan peralatan penting untuk unit perawatan intensif, dan beberapa negara membangun rumah sakit baru.
Namun masalah dan kekurangan masih ada. Organisasi masyarakat perawatan intensif Italia, SIAARTI, menilai pemerintah Italia harus meningkatkan 50 persen jumlah ahli anestesi, ahli resusitasi, dan tenaga medis lain yang telah bekerja di unit perawatan intensif.
Baca Juga: Kasus Virus Corona di Malaysia Sudah Lebih dari 8.500
Di seluruh Eropa, rumah sakit telah melatih kembali ahli bedah, ahli jantung, dokter penyakit dalam, dan perawat dari departemen lain, dan telah menugaskan mereka ke unit perawatan intensif bila diperlukan.