Jokowi Setuju Bekas Lab Vaksin Flu Burung Diubah Jadi Tempat Produksi PCR

Senin, 22 Juni 2020 | 16:49 WIB
Jokowi Setuju Bekas Lab Vaksin Flu Burung Diubah Jadi Tempat Produksi PCR
Menko PMK Muhadjir Effendy (kanan). (Suara.com/Yosea Arga Pramuditha)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko Bidang PMK) Muhadjir Effendy mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung penggunaan gedung bekas laboratorium vaksin flu burung untuk dijadikan tempat memproduksi PCR tes Covid-19.

Hal tersebut dikatakan Muhadjir usai menemui Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin (22/6/2020).

"Beliau (Jokowi) sangat mendukung dan salah satu sarana yang akan kita gunakan itu adalah gedung yang dulu akan digunakan untuk laboratorium vaksin flu burung. (Bekas tempat) produksi vaksin flu burung itu nanti akan kita ubah menjadi gedung bangunan untuk memproduksi PCR," ujar Muhadjir.

Muhadjir menuturkan, Indonesia seharusnya sudah bisa memproduksi secara mandiri produk tes PCR. Hal tersebut melihat produksi PCR sebanyak 50 ribu per minggu di Bio Farma.

Baca Juga: Atasi Covid-19 di Indonesia, Perusahaan Korea Sumbang 4 Ribu Unit Tes PCR

"Dan itu kalau itu bisa dilipatgandakan produksinya sampai 2 juta sebulan, itu bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri," ucap dia.

Nantinya, menteri terkait yang meliputi Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono akan berkoordinasi menindaklanjuti penggunaan tempat produksi alat tes PCR.

"Bapak Presiden sudah menyetujui dan nanti akan segera diadakan koordinasi antara kementerian BUMN yang membawahi Biofarma dengan Menteri PUPR dengan Menteri Kesehatan tentu saja untuk Bagaimana supaya PCR itu bisa diproduksi dalam negeri," tutur Muhadjir.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyebut, jika PCR sudah bisa diproduksi mandiri, Indonesia tidak ketergantungan lagi dengan alat PCR impor.

"Sehingga kita tidak terlalu tergantung dengan dengan impor. Apalagi kalau terlalu banyak jenis PCR kit itu sering tidak kompatibel dengan reagen ekstraksinya. Jadi mereknya beda bisa tidak cocok. Nanti kalau nanti ini bisa kita sederhanakan apalagi satu PCR satu nanti lebih mudah untuk operasional sisi lapangan dan beliau sudah menyetujui, kita tinggal nanti menindaklanjuti saja," kata Muhadjir.

Baca Juga: Pemerintah Didesak Perbanyak dan Perluas Tes PCR Covid-19

Lebih lanjut, Muhadjir menambahkan keterlibatan Menteri PUPR dalam hal rekonstruksi gedung untuk memproduksi tes PCR.

"Kenapa Pak Menteri PUPR terlibat? Karena kemarin waktu saya berkunjung ke biofarma nanti biofarma yang akan menyiapkan desainnya, desain konstruksi untuk produksi PCR itu. Kemudian nanti untuk rekonstruksinya gedung itu akan kita minta bantuan ke pak Menteri PUPR biar cepat lah itu," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI