BNPT Kirim Mantan Teroris ke Jatim, Sulteng dan NTT, Buat Apa?

Senin, 22 Juni 2020 | 15:55 WIB
BNPT Kirim Mantan Teroris ke Jatim, Sulteng dan NTT, Buat Apa?
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengirimkan mantan teroris yang sudah berstatus mantan narapidana terorisme ke Jawa Timur, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur. BNPT memberdayakan eks narapidana terorisme dalam pengelolaan agrowisata di tiga provinsi yang menjadi proyek percontohan program deradikalisasi.

Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar menyebutkan ada tiga daerah yang menjadi proyek percontohan konsep agrowisata sebagai salah satu upaya deradikalisasi bagi eks napi terorisme.

"Pada 2020-2021, kami coba konsep agrowisata dengan tiga daerah 'pilot project', yakni Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan NTT," katanya, saat berkunjung ke Kantor Redaksi LKBN ANTARA, Wisma Jakarta.

Dalam program agrowisata itu, kata dia, BNPT bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat lokal, termasuk eks napi terorisme.

Baca Juga: Bacakan Pleidoi, Abu Rara Penusuk Wiranto Sangkal Masuk Jaringan Teroris

"Dengan memberikan ruang kehidupan yang baru dan memberikan nilai ekonomi sehingga mereka lebih survive melalui kegiatan itu. Diharapkan mereka tidak kembali ke perbuatan yang lama (terorisme)," katanya.

Boy menjelaskan BNPT juga menggandeng kalangan organisasi kemasyarakatan untuk melakukan deradikalisasi dengan mendirikan yayasan hingga usaha kecil menengah (UKM).

"Kegiatan yang sifatnya UKM-UKM sudah ada, tinggal memacu. Seperti di Lamongan, Jatim, ada. Mereka eksis dan survive dengan kegiatan UKM," katanya.

Selain itu, kata dia, ormas-ormas juga memanfaatkan pendidikan nonformal, misalnya pesantren untuk membantu upaya deradikalisasi, serta berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

Diakui Boy, latar belakang eks napi terorisme beragam, termasuk motivasi terlibat dalam gerakan radikal, seperti desakan ekonomi dan berbagai macam sehingga perlu penanganan yang berbeda.

Baca Juga: Nasib Abu Rara Teroris Penusuk Wiranto Bakal Ditentukan Kamis Besok

"Harus assessment dulu tingkat pemikiran radikal dan intoleran mereka. Harus didalami dulu, mereka radikal kenapa? Apakah kondisi emosional, ekonomi. Kategorinya berbeda, karena itu treatment bisa berbeda," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI