Suara.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk serentetan serangan dengan target tenaga medis dan fasilitas kesehatan yang terjadi selama pandemi virus corona.
Menyadur BBC, laporan yang dirilis PBB mengatakan ada 15 serangan yang terjadi dalam rentang 11 Maret hingga 23 Mei.
Pihak PBB di Afghanistan mengatakan kelompok bersenjata Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan bertanggung jawab atas tindak kekerasan yang disengaja untuk merusak fasilitas kesehatan.
"Jangkauan dan skala serangan yang disengaja terhadap perawatan kesehatan di Afghanistan pada saat negara itu dihadapkan dengan pandemi virus corona (Covid-19) sangat memprihatinkan," kata laporan yang dirilis oleh Misi PBB di Afghanistan (UNAMA), Minggu (21/6).
Baca Juga: Hits Health: Fase Baru Virus Corona, Gejala Psikosomatik Dikira Covid-19
Taliban disebut bertanggung jawab terhadap 10 insiden, di mana delapan serangan sengaja ditargetkan ke fasilitas kesehatan. Sementara, tiga serangan lainnya dikaitkan dengan pasukan keamanan Afghanistan.
Laporan tersebut juga menyoal serangan yang terjadi di rumah sakit bersalin Kabul. Menurut PBB, belum ada kelompok bersenjata yang mengaku bertanggung jawab atas insiden ini.
Insiden yang terjadi pada 12 Mei lalu tersebut mengakibatkan 24 orang termasuk bayi baru lahir, ibu, dan para perawat.
Berdasarkan laporan Universitas Johns Hopkins, Afghanistan sejauh ini mencatatkan kasus infeksi virus corona mencapai hampir 29 ribu dengan 581 kematian.
Kendati jumlahnya terlihat rendah, negara ini sebetulnya memiliki akses terbatas dalam pengujuan dan sistem kesehatan dalam beberapa dekade akibat adanya konflik.
Baca Juga: Awal Pekan IHSG Berpotensi Menguat Meski Masih Dibayangi Pelemahan
Akibat terdampak wabah Covid-19, sekitar 200 ribu warga Afghanistan kembali dari negara-negara tetangga, mayoritas Iran, pada Maret lalu.