Berkhotbah dan Membatik, Kisah Pertobatan John Kei Sebelum Ditangkap Lagi

Senin, 22 Juni 2020 | 09:13 WIB
Berkhotbah dan Membatik, Kisah Pertobatan John Kei Sebelum Ditangkap Lagi
John Refra Kei menjadi pengkhotbah di Lapas Nusakambangan. [Ratnaningsih Dasahasta/Kantor Staf Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Begitulah penampilan John Kei. Lelaki yang dulu dikenal garang dan menakutkan itu, aku temui pada pekan pertama bulan November 2018, di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Kami sempat berbincang tak lebih 30 menit. Namun, dalam waktu pendek itulah aku melihat banyak perbedaan dari John Kei—yang dulu dikenal sebagai Godfather of Jakarta.

Aku tidak pernah menyangka lelaki yang sekarang di hadapanku ini telah berubah sejak menjalani hukuman lima tahun terakhir.

Beribadah dan menjadi pengkhotbah

Baca Juga: Gerebek Markas John Kei di Bekasi, Polisi Lepaskan Tembakan

Pada sela-sela kesibukannya membatik, John Kei menghabiskan waktu untuk membaca dan beribadah.

“Saya dulu tidak pernah ada waktu untuk ibadah. Tapi Nusakambangan membawa Tuhan hadir di diri saya,” kata John Kei kepadaku.

Kehadiran Sang Pencipta itu dirasakannya bersamaan saat dia nyaris mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya.

Tapi kemudian dia berupaya berbicara kepada Tuhan. “Kalau saya mati, saya mau masuk surga. Bukan masuk neraka kerena bunuh diri,” katanya.

Dia meminta bantuan untuk dapat bertahan pada masa penghukuman. Dia menyesali masa lalu. Dia memohon maaf. Dia ingin menghapus pengalaman hidupnya dulu.

Baca Juga: Detik-detik Penggerebekan Markas John Kei di Bekasi

Kesadaran John Kei muncul saat menempati penjara super-maximum. Dia menempati sel yang hanya selebar dua meter dan panjang lima meter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI