Bencana Mengintai, Asia Selatan Kewalahan Hadapi Lonjakan Kasus COVID-19

Deutsche Welle Suara.Com
Senin, 22 Juni 2020 | 05:27 WIB
Bencana Mengintai, Asia Selatan Kewalahan Hadapi Lonjakan Kasus COVID-19
[DW Indonesia].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

India adalah negara terparah keempat di dunia dengan lebih dari 354.000 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi - meskipun pengujian tes COVID-19 masih terbatas yang berarti jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Jumlah korban jiwa melonjak lebih dari 2.000 menjadi 11.900 orang pada hari Rabu (17/06), setelah Mumbai dan New Delhi memperbarui data mereka.

Pemerintah India menuai pujian pada akhir Maret lalu karena memaksakan aturan ‘lockdown‘ paling ketat di dunia. Tetapi jutaan pekerja migran akhirnya tidak memiliki pekerjaan dan karena tidak bisa pulang kampung, mereka terkadang ditahan di fasilitas yang penuh sesak yang justru meningkatkan risiko penularan.

Ketika pemerintah dengan mantap mencabut pembatasan, kasus-kasus COVID-19 langsung meningkat.

Baca Juga: Soal Mobil Listrik, Hyundai dan LG Sepakat Perluas Kemitraan

"Masalahnya adalah bahwa di negara seperti India, dengan kemiskinan berskala besar dan komunitas migran yang besar, Anda tidak dapat mengharapkan semua orang untuk berlindung di tempat dan keluar dari 'badai‘," kata Michael Kugelman, seorang analis dari Wilson Center yang bermarkas di Washington.

Pakistan, Afghanistan dan Bangladesh kewalahan

Di negara tetangga, Pakistan, yang telah mencatat lebih dari 160.000 kasus dan lebih dari 3.000 kematian, Perdana Menteri Imran Khan menentang 'lockdown‘ nasional, dengan mengatakan negara itu tidak mampu menanggung jaring pengaman.

Banyak warga di Pakistan memilih untuk mengabaikan pedoman jarak sosial dan pembatasan lunak yang diberlakukan provinsi selama liburan Idul Fitri bulan lalu. Kondisi itu pun mendorong peningkatan kasus saat ini.

"Ketika perayaan Idul Fitri datang, masyarakat menganggap longgarnya pembatasan sebagai tanda bahwa penyakit sudah berakhir. Mereka membanjiri pasar, mereka pergi ke pemakaman, tidak ada penegakan (langkah-langkah jarak sosial)," kata Samra Fakhar, seorang ahli bedah di kota barat laut Peshawar.

Baca Juga: Awas Jangan Terkecoh, Motor Ini Mirip Banget dengan Yamaha NMAX

Pihak berwenang telah memperingatkan bahwa Pakistan kemungkinan akan menyaksikan lebih dari satu juta kasus pada bulan Juli, dan Organisasi Kesehatan Dunia WHO telah menyerukan adanya tindakan pembatasan baru, suatu tindakan yang ditolak Khan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI