Sedangkan mengenai perbedaan pentas secara daring, Agus mengaku memang berbeda dibandingkan pentas dengan kehadiran penonton secara langsung.
Ikatan emosial antara pemain dengan penonton, menurutnya, tidak bisa terjalin.
"Kalau beda memang beda, tapi kami sadar untuk pentas yang disiarkan secara daring ini sebenarnya bebannya sama. Bahkan, bisa cenderung lebih berat karena ditonton langsung oleh publik dari manapun," tuturnya.
Pengobat rindu
Baca Juga: Australia Ciptakan Kaos Kaki Agar Astronot Balik ke Bumi Bisa Gerak Normal
Salah satu penonton yang melihat pementasan secara daring adalah Novrianto. Pria itu selama ini merupakan penonton langganan di Gedung Wayang Orang Sriwedari.
Kini, walau hanya bisa disaksikan di layar komputer, pementasan kesenian tradisional peninggalan mendiang Raja Paku Buwono X itu disambutnya dengan suka cita.
"Adanya pentas wayang secara streaming ini paling tidak bisa memenuhi hasrat pemainnya yang sudah lama tidak pentas dan juga mengobati rindu para penikmat seni untuk menikmati karya kesenian wayang orang melalui daring," kata dia.
Ia mengaku telah mengikuti pentas daring wayang orang itu selama tiga kali. Dia mengaku lebih menikmati jika hadir di tempat pentas di Gedung Wayang Sriwedari.
Meski demikian Novrianto bisa memaklumi situasi sekarang yang membuatnya tidak dapat hadir menyaksikan pentas secara langsung.
Baca Juga: Konflik India - China: Keluarga Tentara Bangga Anak Wafat Demi Negara
"Kalau bedanya jelas beda, ibarat nonton bola di televisi dengan di stadion itu kan beda. Tapi karena ada pandemi ya, ini merupakan sebuah inovasi baru untuk bisa menonton wayang orang secara daring," ucapnya.