Selain itu, India juga menuding bahwa China menyandera sejumlah serdadunya. Klaim tersebut dibantah Kementerian Luar Negeri China.
"China tidak menahan personel militer India," kata Juru Bicara Kemenlu, Zhao Lijian, mengomentari laporan media-media India yang mengutip seorang sumber di pemerintah perihal pemulangan 10 orang serdadu oleh China.
Zhao sebaliknya menilai bahwa sudah jelas siapa yang benar dan salah, dan tanggung jawabnya kini berada sepenuhnya di tangan India.
Dia menambahkan kedua negara kini menggiatkan kanal diplomatik untuk menyelesaikan konflik India-China di perbatasan.
Baca Juga: Setelah Bentrok, China Akhirnya Lepaskan 10 Tentara India
"Saya harap India bisa bekerjasama dengan China merawat perkembangan jangka panjang hubungan bilateral kedua negara," pungkasnya.
Bibit Konflik di Perbatasan
Baku hantam di Lembah Galwan adalah insiden paling mematikan dalam lima dekade terakhir, sejak kedua negara menyepakati Garis Kontrol Aktual (LAC) di antara Kashmir dan Aksai Chin, September 1962.
LAC lahir sebagai warisan Perang Sino-India yang pecah antara lain sebagai buntut pendudukan Tibet oleh Cina. India saat itu banyak menampung pengungsi asal Tibet, termasuk Dalai Lama.
Ketegangan memuncak ketika PM Jawaharlal Nehru menggiatkan militer di perbatasan. Agresi militer China saat itu memaksa India menarik mundur pasukan di Aksai Chin hingga ke wilayah yang kini disepakati sebagai LAC.
Baca Juga: Sengketa India-China: Mengapa Lembah Sungai Galwan Diperebutkan?
Setelah mendeklarasikan gencatan senjata sepihak, China menguasai wilayah seluas 39.000 km persegi itu secara de facto.