Jokowi Bandingkan Kasus Covid di Indonesia dengan AS hingga India

Jum'at, 19 Juni 2020 | 20:12 WIB
Jokowi Bandingkan Kasus Covid di Indonesia dengan AS hingga India
Presiden Joko Widodo. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Purnawirawan TNI -Polri di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (19/6/2020). Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menjelaskan situasi terkini terkait penanganan pandemi Covid-19. 

Kata Jokowi, jika dibandingkan dengan negara besar lain, situasi di Indonesia masih lebih baik.

"Sekarang ini memang misalnya kayak Amerika yang positif sudah di atas 2 juta (orang), kemudian yang meninggal sudah lebih dari 120 ribu (orang) di Amerika. Kemudian juga Brazil sudah hampir 800 ribu (orang) yang terkena, Inggris, kemudian Rusia yang di atas 500 ribu sudah termasuk India," ujar Jokowi yang dikutip dari www.setkab.go.id, Jumat (19/6/2020).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bersyukur berdasarkan data dari 40 ribu yang positif. Covid, 16 ribu dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Temui Purnawirawan, Jokowi Bahas Masalah Kebangsaan dan Ideologi Pancasila

"Kita alhamdulillah penduduk kita banyak, tapi angka terakhir kemarin data kita berada pada posisi 40 ribu lebih sedikit yang positif. Tetapi juga alhamdulillah 16 ribu lebih juga yang sudah bisa disembuhkan," ucap dia.

Di samping urusan kesehatan, pandemi juga berdampak pada urusan sosial dan ekonomi. 

Jokowi menuturkan, kondisi ekonomi di semua negara pada kuartal kedua tahun 2020 ini akan sangat berat. Pertumbuhan ekonomi pun diprediksi akan menurun hingga negatif.

"Saya harus berbicara apa adanya. Di kuartal kedua ini kita akan minus mungkin sampai minus 3 sampai 3,8 persen. Perkiraan kami seperti itu," ucap dia.

Jokowi menuturkan, kinerja ekonomi yang terdampak pandemi tersebut tidak hanya dialami oleh Indonesia.

Baca Juga: Polisi Peneror Novel Dituntut Ringan, Jokowi Tak Bisa Ikut Campur

Berdasarkan data yang diterima Jokowi dari Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), pertumbuhan ekonomi berbagai negara di dunia pun akan turun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI