Suara.com - Eks Pimpinan KPK Bambang Widjajanto mengkritik keras diamnya pimpinan KPK era Firli Bahuri Cs, dalam menyikapi kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Apalagi, dalam persidangan dengan terdakwa dua anggota polisi Ronny Bugis dan Rahmat Kadir sudah banyak kejanggalan yang terjadi. Dari tuntutan JPU hanya satu tahun hingga hilangnya sejumlah saksi fakta dilapangan.
Ditambah, tokoh - tokoh antikorupsi maupun publik juga mempertanyakan apakah dua brimob tersebut pelaku asli atau hanya menjadi tameng dalam kasus ini.
"Di mana pimpinan KPK dalam situasi ini? Ketika rakyat sibuk, ketika media membicarakan dalam diskursus, suara pimpinan KPK nyaris tak terdengar. Dia ada juru bicara, tetapi suara pimpinan KPK nyaris tak terdengar. Sudah matikah mata hatinya dan mata nuraninya ?" tegas Bambang dalam diskusi Indonesia Corruption Watch (ICW), Jumat (9/6/2020).
Baca Juga: Penyiram Air Keras Dituntut 1 Tahun, Novel Baswedan: Mengejek Saya?
Maka itu, BW meminta semua pihak mengingatkan Firli Bahuri Cs, agar bersikap tegas dalam menyikapi kasus ini. Sikap diam pimpinan KPK, apakah memberi jaminan kepada penyidik KPK lainnya agar tak bernasib seperti Novel ketika melakukan pemberantasan korupsi.
"Ini kita harus gedor pimpinan KPK. Kalau kemudian KPK seperti itu apa jaminannya? Seluruh proses penegakan hukum yang sekarang dilakukan oleh KPK kalau ada pukulan balik dia akan melindungi?" ungkap Bambang
BW pun kembali mempertanyakan, apakah memang pimpinan KPK saat ini, sudah mesti dilupakan. Lantaran dianggap tak memberi dukungan kepada pegawainnya yang mendapatkan teror.
"Apa memang sudah saatnya lupakanlah pimpinan KPK? Itu pilihan juga. Bahasa timurnya 'emang gue pikirin'. Misalnya gitu ya," tutup BW
Seperti diketahui, Filri pun sempat berkomentar terkait kasus yang menimpa Novel. Namun, Firli hanya irit berbicara.
Baca Juga: Blak-blakan Kasus Sarang Walet, Novel Baswedan: Itu Rekayasa, Kriminalisasi