Suara.com - Fraksi PSI di DPRD Jakarta melakukan sidak ke Pasar Jembatan Lima, Jakarta Barat, belum lama ini. Mereka mengklaim melihat kebanyakan pedagang tak mengenakan masker saat berjualan.
Anggota Komisi B DPRD Jakarta dari Fraksi PSI, Eneng Malianasari, mengatakan pelanggaran yang dilakukan sejumlah pedagang itu bukan hanya soal penggunaan masker. Sistem ganjil-genap dan jaga jarak juga disebutnya tak diterapkan dengan baik.
“Belum ada sosialisasi ataupun pengawasan sehingga aturan protokol kesehatan hanya sekedar formalitas," ujar kepada wartawan, Jumat (19/6/2020).
Sejak masuk masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi, Pemprov DKI melakukan pemeriksaan corona Covid-19 secara agresif di tiap pasar karena dianggap sebagai wilayah rawan. Dengan protokol yang tak diterapkan ini, kata Eneng, tes itu menjadi sia-sia.
Baca Juga: Daftar 18 Pasar Jakarta yang Pedagangnya Terinfeksi Virus Corona
"Ini membuat gencarnya tes covid di pasar sia-sia karena penyebaran virus terus terjadi dan pasar akan jadi klaster baru di Jakarta,” jelasnya.
Sejauh ini, sudah ada 137 pedagang di pasar DKI yang dinyatakan positif corona. Namun ia menduga jumlahnya lebih besar lagi karena banyak pedagang yang enggan mengikuti tes corona.
Karena itu, demi mendorong keikutsertaan pedagang, ia meminta Pemprov ambil tindakan. Contohnya seperti memberikan insentif bagi para pedagang yang mau dites.
“Pemprov dan PD Pasar Jaya harus mulai berkoordinasi dengan asosiasi, paguyuban pasar, kelompok-kelompok pedagang akan adanya insentif bagi pedagang yang patuh dan disinsentif bagi yang lalai pada aturan,” pungkasnya.
Baca Juga: 137 Pedagang di 18 Pasar DKI Positif Corona, Kramat Jati Paling Banyak