Peneliti Wuhan: Manusia Mungkin Tak Bisa Kebal Terhadap Covid-19

Jum'at, 19 Juni 2020 | 08:30 WIB
Peneliti Wuhan: Manusia Mungkin Tak Bisa Kebal Terhadap Covid-19
Ilustrasi Covid-19. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian terbaru di Wuhan menyebut manusia kemungkinan tak bisa mengembangkan kekebalan terhadap Covid-19. Hal ini terungkap dari makalah non-peer-review yang melibatkan peneliti dari China dan Amerika.

Menyadur SCMP pada Jumat (19/06/2020), disebutkan 25% dari 23 ribu pekerja rumah sakit di Wuhan terinfeksi virus corona dan hanya 4% diantaranya yang berhasil mengembangkan antibodi.

"Orang-orang mungkin tidak menghasilkan antibodi pelindung jangka panjang terhadap virus ini," tulis kesimpulan makalah non-peer-review yang diposting di situs pracetak medRxiv.org pada hari Selasa.

Banyak asumsi yang menyebutkan bahwa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 bisa menghasilkan antibodi yang akan melindungi mereka dari infeksi ulang.

Baca Juga: Manfaat Jalan Kaki untuk Kesehatan, Meningkatkan Kekebalan hingga Energi!

Hal ini juga yang jadi pertimbangan di sejumlah negara untuk mengeluarkan 'sertifikat kekebalan' terhadap orang yang sembuh Covid-19.

Sayangnya penelitian terbaru ini mematahkan asumsi tersebut, karena tidak semua orang yang terinfeksi memproduksi antibodi.

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Antibodi adalah molekul yang dihasilkan oleh sistem kekebalan untuk mengikat protein lonjakan virus dan menghentikannya dari infeksi sel.

Beberapa jenis antibodi seperti immunoglobulin G, atau IgG dapat bertahan dalam sistem untuk waktu yang lama.

Sementara itu pasien dengan gejala yang lebih jelas menghasilkan lebih banyak antibodi IgG dalam waktu dua minggu setelah terserang virus corona.

Baca Juga: 9 Cara Menjaga Kekebalan Tubuh Saat Pandemi Covid-19

Ilustrasi penelitian. (Shutterstock)
Ilustrasi penelitian. (Shutterstock)

Berdasarkan penelitian ini, mereka mengatakan tes antibodi mungkin tidak cukup untuk mengetahui apakah seseorang telah terinfeksi virus corona dan keberadaan antibodi seperti IgG belum tentu memberikan kekebalan di masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI