Indonesia Enggan Jadi 'Tameng' China atau AS di Konflik Laut China Selatan

Kamis, 18 Juni 2020 | 18:40 WIB
Indonesia Enggan Jadi 'Tameng' China atau AS di Konflik Laut China Selatan
Jubir Menhan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak. (Suara.com/Arga).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perseteruan antara China dan Amerika Serikat kian memanas di Laut China Selatan. Meski begitu, Indonesia memastikan tidak akan ikut campur atau menjadi tameng untuk kedua negara dalam kondisi tersebut. 

Juru Bicara Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga  Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Indonesia tidak memiliki keterkaitan dengan pakta pertahanan di manapun dan dengan siapapun. Sehingga Indonesia pun enggan menjadi tameng baik untuk China atau Amerika dalam gejolak konflik di 'atas' laut tersebut. 

"Pada prinsipnya kita tidak mau jadi proxy mereka-mereka yang sedang berkonflik," kata Dahnil dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (18/6/2020). 

Memang tidak dapat dipungkiri, apabila Indonesia memiliki hubungan ekonomi yang besar dengan China. Akan tetapi hal tersebut tidak membuat Indonesia kemudian menjadi terikat dengan negeri tirai bambu atapun negeri Paman Sam. 

Baca Juga: Kisah Donald Trump Mengemis Bantuan China untuk Menang di Pemilu 2020

Dahnil pun memberikan contoh negara Australia yang memiliki keterkaitan ekonomi besar dengan China. Tapi, Australia malah lebih condong ke Amerika karena pakta pertahanannya lebih kuat dengan negara Super Power itu. 

Akan tetapi, ia menegaskan kalau Indonesia tidak dalam posisi serupa dengan Australia. Karena Indonesia tidak memiliki pakta pertahanan dengan negara manapun. 

"Dan kita tetap fokus pada politik bebas aktif, nah dalam inilah tadi kuncinya jangan jadi proxy," katanya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI