Suara.com - Indonesia tidak sembarang membeli alat utama sistem persenjataan (alutsista) ataupun menerima hibah dari negara lain. Ada faktor geopolitik dan geostrategis yang menjadi pertimbangan Indonesia sehingga tidak mudah dalam pembelian alutsista.
Juru Bicara Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan pembelian alutsista itu tidak bisa disamakan dengan pembelian sebuah mobil di dealer. Pemerintah juga perlu memikirkan geopolitik dan geostrategisnya ketika hendak membeli dari negara lain.
"Misalnya contoh sederhananya, misal kita ingin membeli dari Rusia, itu juga harus hati-hati karena kita bisa di... apa, bisa boikot oleh Amerika," kata Dahnil dalam sebuah diskusi virtual yang digelar Kamis (18/6/2020).
Meski demikian, Dahnil tidak menutupi kalau Indonesia akan membeli alutsista dari Amerika. Ia menuturkan, anggaran untuk Kemenhan dan juga TNI masih dibicarakan dengan Komisi I DPR RI.
Baca Juga: Hasil Liga 1 2020: Bali United Gagal Bongkar Pertahanan Berlapis Persita
Bukan cuman Amerika, Dahnil mengatakan Indonesia juga bisa beli alutsista dari negara lain semisal Prancis.
"Yang jelas kita sangat hati-hati dan memperhatikan geopolitik," ujarnya.
Selain itu, Dahnil juga mengungkapkan ada sejumlah negara lain yang menawarkan hibah alutsista kepada Indonesia. Bahkan jumlahnya pun banyak.
"Contoh Amerika termasuk Cina, Turki, Korea Selatan. Itu Pak Prabowo selama melakukan komunikasi dan kunjungan ke beberapa negara itu salah satunya tawaran-tawaran mereka adalah hibah-hibah alutsista," pungkasnya.
Baca Juga: Marko Simic yang Benar-benar Merepotkan Pertahanan Geylang International