Suara.com - Komisi Kejaksaan akan memanggil Fedrik Adhar, jaksa penuntut umum (JPU) yang menangani kasus teror air keras penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
Ketua Komisi Kejaksaan RI Barita Simanjuntak menjelaskan rencana pemanggilan itu untuk mengklarifikasi atas beberapa foto selfie Fredrik yang cenderung glamor di media sosial dan kini sedang menjadi sorotan publik.
"Kami akan melakukan klarifikasi ke pengawasan kejaksaan. karena ini baru informasi yang masih memerlukan pendalaman dan penjelasan untuk bisa diambil tindakan sesuai kewenangan komisi dan ketentuan yang ada," kata Barita saat dihubungi Suara.com, Kamis (18/6/2020).
Barita menjelaskan pihaknya akan melakukan wewenangnya untuk memeriksa potensi pelanggaran pedoman Perilaku Jaksa dan Peraturan Jaksa Agung tentang pola hidup sederhana yang dilakukan Fredrik.
Baca Juga: Blak-blakan Kasus Sarang Walet, Novel Baswedan: Itu Rekayasa, Kriminalisasi
"Ya bisa (saja melanggar pedoman), kami tunggu saja hasil klarifikasi, selanjutnya baru bisa ditentukan langkah lanjutan," tegasnya.
Namun hingga kini Barita belum dapat menentukan waktu pemanggilan terhadap Fredik untuk diklarifikasi, sebab yang bersangkutan masih bekerja menangani kasus Novel di persidangan.
Diketahui, Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) milik Jaksa Fedrik beredar luar di media sosial setelah membuat pernyataan jika terdakwa Ronny Bugis dan Rahmat Kadir tak sengaja menyiramkan air keras kepada Novel Baswedan.
Berdasarkan tangkapan hasil laporan kekayaan yang tersebar di media sosial, tercatat Jaksa Fedrik memiliki total harga Rp5,8 miliar pada 2018 lalu. Rinciannya berupa aset tanah, bangunan serta sejumlah kendaraan yang tergolong mewah.
Tetapi tak sedikit dari netizen yang sangsi dengan angka-angka yang ditunjukkan dalam laporan tersebut. Terutama melihat nilai sejumlah kendaraan mewah yang dianggap tak sesuai dengan semestinya.
Baca Juga: Novel Baswedan Sebut Tuntutan Ringan Terdakwa Sama Saja Menghina Presiden
Sebagai rincian, Fedrik Adhar memiliki aset berupa tanah dan bangunan senilai Rp 2.550.000.000 dan alat transportasi serta mesin sebesar Rp 337 juta. Dalam data LHKPN, Fedrik juga memiliki harta berupa alat bergerak lainnya senilai Rp 2,5 miliar.